Suara.com - Perbankan diklaim setidaknya sudah menyalurkan pinjaman hingga Rp46,21 triliun kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya.
Hal ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, usai Bank Mandiri memutuskan untuk menghentikan kredit sementara kepada karyawan BUMN karya.
Meski demikian, tidak merinci berapa BUMN Karya yang menerima pinjaman tersebut dan bagaimana pembagiannya, dengan alasan data tersebut terlalu teknis.
Ia juga enggan menanggapi kabar viral tentang tiga BUMN Karya, yaitu PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya, yang dikabarkan tidak lagi mendapatkan pembiayaan atau kredit dari PT Bank Mandiri (Persero).
Mahendra menegaskan bahwa keputusan terkait pembiayaan atau kredit kepada debitur merupakan keputusan masing-masing bank dan tidak dapat digeneralisir.
OJK hanya menyampaikan informasi mengenai jumlah pinjaman secara keseluruhan, sementara kondisi di setiap pinjaman di masing-masing bank dapat berbeda-beda.
Sementara, Bank Mandiri melalui keterangan resminya menegaskan akan terus berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan mengikuti praktek manajemen risiko yang berlaku di industri perbankan.
Namun, Bank Mandiri akan terus meninjau kebijakan sesuai dengan perkembangan terkini, dan jika kondisinya membaik, mereka akan kembali menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan sesuai fungsi intermediasi perbankan.
Belakangan, BUMN karya semakin disorot usai laporan PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya yang buruk.
Baca Juga: Lesu, Bos OJK Sebut Penyaluran Kredit Tahun Ini Jauh dari Target
Bahkan, salah satu BUMN karya, yakni Istaka Karya telah dinyatakan pailit dan kini tengah bermasalah dengan vendor. Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan, aset-aset BUMN tersebut akan dijual untuk membayar utang yang bersangkutan.
Berita Terkait
-
5 Fakta Longspan LRT Jabodebek: Proyek Tersulit, Malah Salah Eksekusi
-
Batal Jadi Dirut, Erick Thohir Buka Suara Ahok Masih Jabat Komisaris Utama Pertamina
-
Borok Proyek LRT Jabodebek Diungkap: Longspan Salah Desain, Hingga Spek Kereta yang Berbeda
-
Gondok! Wamen BUMN Bilang 'Stupid' Proyek Stasiun Kereta Cepat Tak Punya Akses Jalan
-
Lesu, Bos OJK Sebut Penyaluran Kredit Tahun Ini Jauh dari Target
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
Tak Bayar Pajak Rp21,15 Miliar Sejak 2021, Komisaris PT SI di Cokok Anak Buah Menkeu Purbaya