Suara.com - Raja properti China, Evergrande tengah jadi sorotan global karena melaporkan kebangkrutan pada Kamis (18/8/2023) setelah perusahaan mengalami gagal bayar utang ribuan triliuan.
Mengutip CNN, Jumat (18/8/2023) Evergrande mengalami gagal bayar sebesar US$ 340 miliar atau hampir mencapai Rp5.000 triliun.
Evergrande pun mengajukan perlindungan Bab 15 yang merupakan kode kebangkrutan, yang memungkinkan pengadilan AS untuk turun tangan ketika kasus kebangkrutan melibatkan negara lain.
Bab 15 kebangkrutan dimaksudkan untuk membantu mempromosikan kerja sama antara pengadilan AS, debitur, dan pengadilan negara lain yang terlibat dalam proses kebangkrutan lintas batas.
Sektor real estat China telah lama dilihat sebagai mesin pertumbuhan vital di ekonomi terbesar kedua di dunia dan menyumbang sebanyak 30% dari PDB negara tersebut. Tetapi default Evergrande tahun 2021 mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar properti China, merusak pemilik rumah dan sistem keuangan di negara itu.
Sejak krisis utang sektor ini terungkap pada pertengahan 2021, perusahaan yang menyumbang 40% penjualan properti di China ini telah mengalami gagal bayar utang.
Evergrande baru-baru ini memiliki kewajiban membayar utang sebesar US$ 330 miliar atau mencapai Rp 4.950 triliun. Sebelumnya dilaporkan utang Evergrande mencapai US$ 300 miliar. Gagal bayar alias default akhir tahun 2021 memicu serangkaian default di pembangun lain, mengakibatkan ribuan rumah mangkrak di seluruh China.
Kondisi terlilit utang juga dialami oleh salah satu perusahaan plat merah dalam negeri, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT). BUMN Karya ini pun mengalami kasus gagal bayar utang kepada krediturnya karena gagal melakukan pelunasan kewajiban obligasi.
Secara total, sepanjang semester I/2023 WSKT mencatatkan total liabilitas atau utang senilai Rp84,31 triliun. Jumlah utang tersebut naik 9,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp77,2 triliun.
Baca Juga: Prospek Cerah, Pefindo Naikkan Peringkat SMGR Menjadi idAA+ Positif
Direktur Utama WSKT Mursyid mengatakan, perseroan saat ini sedang fokus dalam melakukan restrukturisasi dan penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan.
Menurutnya, seluruh upaya-upaya perbaikan dan program transformasi sedang dilakukan oleh perseroan untuk memperbaiki kinerja keuangan dan performa perusahaan secara menyeluruh.
"Dengan segala kondisi yang dialami perseroan saat ini, kami terus berkomitmen untuk menjalankan operasional dengan sebagaimana mestinya dan tetap fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan serta terus melakukan peningkatan tata kelola perusahaan yang baik," ujar Mursyid, dalam keterangan resmi Rabu (9/8/2023).
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar