Suara.com - Pada awal Juni lalu, Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan selaku negara anggota BRICS mengadakan pertemuan di Afrika Selatan. Meskipun isu utama yang dibahas adalah Ukraina, media Rusia melaporkan adanya rencana ekspansi BRICS.
Setelah negara-negara anggota pendiri itu, kini kabarnya Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab sudah diundang untuk bergabung.
Menariknya, media Rusia, TASS sempat menuliskan Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat berpotensi bergabung dengan BRICS dalam waktu dekat.
TASS menyatakan, "BRICS summit yang dijadwalkan akan berlangsung di Johannesburg pada akhir Agustus diperkirakan akan membahas proses penerimaan anggota baru dan mekanismenya. Beberapa negara yang masuk dalam daftar calon potensial termasuk Mesir, Indonesia, Iran, Argentina, Kazakhstan, Aljazair, Turki, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab."
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, menekankan bahwa negara yang ingin bergabung dengan BRICS tidak boleh memberlakukan sanksi atau mendukung sanksi anti-Rusia.
China saat ini masih menjadi BRICS yang paling berpengaruh dalam hal kekayaan ekonomi. Sementara itu, Rusia sedang menghadapi sanksi-sanksi dari negara-negara Barat, dan India sedang menghadapi konflik perbatasan dengan China.
Namun demikian, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Indonesia terkait potensi bergabung dengan BRICS. Sebelumnya, Indonesia telah menyatakan harapannya agar BRICS memperjuangkan hak-hak pembangunan dan keadilan ekonomi bagi negara-negara berkembang.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan pesan ini dalam pertemuan virtual dengan para Menteri Luar Negeri BRICS dan negara-negara mitra di Cape Town, Afrika Selatan, pada tanggal 2 Juni.
Retno mengungkapkan bahwa dunia saat ini terbagi menjadi blok-blok yang saling bersaing, dan tatanan dunia yang berbasis aturan telah terkikis karena setiap negara mengejar kepentingannya sendiri. Dia berharap bahwa BRICS memiliki potensi untuk menjadi kekuatan positif dalam memperbaiki tatanan global yang tidak sehat ini.
Baca Juga: Menilik Kedekatan Megawati dengan Putin: Ternyata Bestie Sejak 2003?
Pertemuan para Menteri Luar Negeri BRICS juga dihadiri oleh 14 negara undangan lainnya, termasuk Arab Saudi, Argentina, Bangladesh, Burundi, Komoro, Gabon, Guinea-Bissau, Iran, Kazakhstan, Kuba, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Uni Emirat Arab, dan Uruguay. Indonesia telah diundang untuk berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan BRICS di bawah kepemimpinan Afrika Selatan pada tahun ini.
Jokowi Datangi KTT BRICS
Presiden Jokowi dijadwalkan turut menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan seiring kunjungan di sejumlah negara di Afrika.
Dilansir oleh laman resmi Setkab RI, Jokowi tiba di Johannesburg pada tanggal 23 Agustus 2023 waktu setempat. Kedatangan Presiden disambut oleh pejabat tinggi Afrika Selatan serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Afrika Selatan, yang juga bertanggung jawab untuk Botswana, Eswatini, dan Lesotho, yaitu Saud Purwanto Krisnawan.
Selain menghadiri KTT BRICS, Jokowi diagendakan untuk pertemuan bilateral dengan beberapa negara, termasuk Democratic Republic of Congo dan Afrika Selatan.
KTT BRICS saat ini sedang berlangsung, dengan partisipasi pemimpin negara-negara yang tergabung dalam aliansi ekonomi BRICS.
Berita Terkait
-
Ramai Video Gibran dan Bobby Dukung Ganjar, Wali Kota Medan Malah Posting Kegiatan Bersama Jokowi
-
Udara Jakarta Bikin Batuk, Megawati Minta Jokowi Pastikan IKN Tetap 'Segar'
-
Ribet! Mulai 1 Januari 2024 Jokowi Wajibkan Beli LPG 3 Kg Kudu Bawa KTP
-
Menilik Kedekatan Megawati dengan Putin: Ternyata Bestie Sejak 2003?
-
Momen Panembahan Al Nahyan Mengawal Presiden Jokowi Saat Main ke Mall di Medan Bikin Gemas
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi