Suara.com - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bakal melarang kendaraan yang masih berbahan bakar minyak (BBM) di IKN. Nantinya, semua kendaraan yang wara-wiri di IKN berbahan bakar ramah lingkungan, seperti listrik atau hidroden.
"Semuanya kita pakai kendaraan yang ramah lingkungan, apakah itu listrik atau hidrogen dan sebagainya," ujar Kepala OIKN Bambang Susantono di Jakarta, yang dikutip, Rabu (27/9/2023).
Penggunaan kendaraan ramah lingkungan ini, jelas Bambang, karena adanya target IKN menjadi kota nol emisi karbon pada 2030. Rencananya OIKN ingin memasukkan target tersebut dalam komitmen pengurangan emisi lokal atau local determined comitment (LDC).
Bambang melanjutkan, LDC itu akan diluncurkan dalam ajang Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP 28 di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir tahun 2023 ini.
Dalam LDC itu memuat peta jalan dan cetak biru IKN terkait target-target pengurangan emisi dalam melawan perubahan iklim.
"Kami akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan salah satu Ibu Kota pertama di dunia yang meluncurkan LDC, karena enggak gampang punya komitmen terkait perubahan iklim," imbuh dia.
Transportasi canggih
Transportasi canggih bakal hadir di Ibu Kota Nusantara (IKN), salah satunya taksi terbang atau urban Air Mobility. Angkutan massal ini bakal diuji coba sebelum HUT RI pada tahun 2024 mendatang.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi mengatakan, tarif yang dikenakan pada taksi terbang ini untuk sekali jalan hampir sama dengan taksi premium di Jakarta.
Baca Juga: IKN Jadi Kota Pertama yang Punya Komitmen Penurunan Emisi Karbon
"Saya kalau dari rumah di Jakarta Selatan ke Soetta, saya dari Soetta naiknya Alphardnya Silver Bird itu kena Rp 600.000. Tapi kalau saya naik (taksi terbang), estimasi hitungan dalam jarak up to 100 km, mungkin dari Soetta sampai Tangerang atau Bekasi kali ya lebih jauh lagi kan itu kena sekitar USD 50, berapa rupiah? Rp 750.000 (kurs rupiah) Rp 15.000," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, yang dikutip, Selasa (26/9/2023).
Ali menjelaskan, taksi terbang ini seperti pesawat nirawak atau drone yang bahan bakarnya dengan baterai. Namun, kecepatan taksi terbang ini bisa mencapai 200 kilometer/jam.
Kemudian, taksi terbang ini memiliki teknologi Intelligent Transport System (ITS), di mana bisa membawa penumpang ke helipad hanya menggunakan satu aplikasi.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan taksi terbang ini bisa mengangkut penumpang ke daerah dekat Pulau Kalimantan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Viral Peras Pabrik Chandra Asri, Ketua Kadin Cilegon Dituntut 5 Tahun Penjara
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Kementerian ESDM: Etanol Bikin Mesin Kendaraan jadi Lebih Bagus
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
Menkeu Purbaya Mendadak Batal Dampingi Prabowo Saat Serahkan Aset Smelter Sitaan, Ada Apa?
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya