Suara.com - Nasib keuangan emiten emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) boleh dibilang tak begitu menyenangkan sepanjang semester I 2023 ini.
Pasalnya, emiten tambang emas miliki Sandiaga Uno harus gigit jari karena menderita rugi bersih sebesar Rp762,6 miliar.
Mengutip laporan keuangan MDKA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (29/9/2023) perseroan menderita rugi bersih sedalam USD49,214 juta (Rp762,6 miliar) pada semester I 2023, atau memburuk dibanding periode sama tahun lalu yang meraih laba bersih senilai USD96,79 juta.
Akibatnya, saldo laba belum dicadangkan menyusut 17,4 persen dibanding akhir tahun 2022 yang tersisa USD232,17 juta pada akhir Juni 2023.
Padahal, pendapatan usaha naik 52,4 persen secara tahunan menjadi USD520,03 juta pada akhir Juni 2023.
Pendorongnya, nilai ekspor emas, perak, katoda tembaga, feronikel dan nickel matte tumbuh 16,44 persen menjadi USD354,63 juta.
Bahkan, penjualan komoditas tadi ke pasar dalam negeri melonjak 388 persen menjadi sebesar USD166,78 juta.
Namun, biaya pengolahan melonjak 175 persen secara tahunan menjadi USD513,82 juta pada akhir Juni 2023. Senasib, biaya penambangan membengkak 71,8 persen menjadi USD55,246 juta.
Dampaknya, laba kotor amblas 55,7 persen yang tersisa USD46,137 juta.
Baca Juga: Belum Kepikiran Hengkang, PPP Klaim Bakal Tetap Bareng PDIP Meski Sandiaga Tak Jadi Cawapres
Begitu juga dengan beban keuangan yang melambung 333 persen secara tahunan menjadi USD39,679 juta pada akhir Juni 2023.
Pemicunya, bunga obligasi melejit 156 persen menjadi USD41,086 juta. Ditambah bunga pinjaman yang menggembung 307 persen menjadi USD11,034 juta.
Terlebih, pada semester 1 2023 ini, emiten milik Sandiaga S Uno melalui PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini tidak lagi membukukan pendapatan atas klaim asuransi. Padahal, di semester I 2022 meraih USD60 juta.
Lalu, beban pajak final melambung 2.961 persen secara tahunan menjadi USD17,51 juta.
Sehingga, MDKA menderita rugi sebelum pajak penghasilan sedalam USD51,437 juta pada akhir Juni 2023.
Berbanding terbalik dengan kondisi semester 1 2022 yang membukukan laba sebelum pajak penghasilan USD100,06 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing