Suara.com - Gelombang boikot Israel kini semakin besar di berbagai negara, gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap Israel, juga terus muncul di media sosial.
Netizen yang bergerak tanpa komando satu persatu mengungkapkan merk dan perusahaan yang berkaitan dengan Israel untuk kemudian diboikot dari seluruh dunia.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah McDonald's setelah lokasi di Israel menawarkan makanan gratis untuk personel militer.
Gerakan BDS merupakan inisiatif protes non-kekerasan dengan tujuan menggunakan strategi boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, melakukan divestasi finansial dari negara tersebut, serta mendorong sanksi pemerintah untuk memaksa Israel mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversial terhadap Palestina.
Aksi BDS yang tersebar di berbagai belahan dunia terinspirasi dari erakan anti-apartheid di Afrika Selatan dan gerakan hak-hak sipil di AS yang berhasil memanfaatkan taktik boikot.
Dikutip dari VOX, Aksi tanpa terorganisasi ini tidak hanya menyasar produk atau perusahaan Israel saja tapi juga semua pihak yang diketahui mendukung serangan Israel terhadap Palestina.
Sejumlah negara yang turut melakukan aksi ini diantaranya Maroko dan Yordania. Meski masyarakat Indonesia juga melakukan hal serupa, aksinya belum semasif warga Maroko yang secara ekstrem memboikot perusahaan yang memiliki hubungan pro-Israel atau menyampaikan pernyataan yang dianggap tidak mendukung perjuangan Palestina.
Sedangkan di Yordania, warga memilih untuk memboikot merek-merek yang mendukung Israel dan memulai kampanye "Dukungan Lokal".
Dampaknya, ada banyak orang yang harus keluar dari pekerjaan mereka. Guna mengatasi hal ini, sejumlah komunitas di negara itu mengadakan bursa kerja yang membantu semua kalangan yang terdampak PHK akibat mendukung Palestina.
Baca Juga: Kenapa PBB Tidak Membantu Palestina? Ternyata Ini Penyebabnya!
Tidak hanya dari Asia dan Afrika, di Eropa, sejumlah akademisi memutuskan untuk tidak menerima dukungan ataupun uang dari Israel.
Salah satunya Profesor Catherine Hall dari University College London yang menolak dana penghargaan ratusan ribu pounds dari pemerintah Israel atas penelitian yang ia lakukan.
Saat ini, berdasarkan data dari BDS Movement, ada lebih dari 30 organisasi dan negara yang tergabung dalam aksi tersebut.
Berita Terkait
-
Riuh Boikot Produk Pendukung Israel, Apa yang Bisa Dipelajari dari Kemenangan Gerakan 'Boycott Divestment Sanctions'?
-
Heboh Boikot Produk Israel, Seberapa Efektif Untuk Menekan?
-
Bela Palestina, China Putuskan Hapus Israel dari Peta!
-
Daftar Produk Pro Israel yang Ramai Diboikot, Ada Banyak di Indonesia
-
Kenapa PBB Tidak Membantu Palestina? Ternyata Ini Penyebabnya!
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery