Suara.com - Lo Kheng Hong, Bekti Sutikna, dan Yudha Ramadhan adalah nama yang tidak asing di dunia investasi, khususnya saham. Mereka adalah bagian dari investor saham yang aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) dengan karakter investasi saham yang berbeda-beda.
Tentu masih ada investor saham lainnya yang mungkin tidak muncul namanya di media, baik media mainstream atau media sosial.
Jumlah investor pasar modal pada tahun 2022 sebanyak 10.311.152 investor. Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal hingga akhir September 2023 tercatat 11,6 juta investor.
Jumlah itu mengalami peningkatan pesat sejak tahun 2017 sebanyak 1.122.668 investor. Produk pasar modal ada beberapa jenis produk, satu di antaranya adalah saham.
Lo Kheng Hong, yang sering disebut Warren Buffett-nya Indonesia adalah investor saham dengan menitikberatkan pada value investor, sehingga ia membeli saham untuk jangka waktu yang relatif lama.
Sedangkan Bekti Sutikna, yang juga penulis buku merupakan investor saham dengan teknik scalper atau beli saham dan dijual dalam hitungan menit atau jam. Kemudian Yudha Ramadhan, seorang komika yang dikenal dengan nama Yudha Keling merupakan investor saham.
Banyak yang melihat, ketiga orang ini bisa memiliki penghasilan yang luar biasa sebagai investor saham. Proses mereka untuk sukses pun sebenarnya tidak singkat.
Lo Kheng Hong sudah puluhan tahun menjadi investor saham. Bekti Sutikna dan Yudha Keling juga melalui proses pembelajaran, agar bisa menjadi seorang full investor saham.
Di sisi lain, Yudha Keling sebagai komika, sering membuat video komedi singkat tentang saham. Komedi yang kerap muncul di beranda media sosial, seperti TikTok atau Instagram adalah soal dia membeli saham dan berujung kerugian.
Baca Juga: Alasan Lo Kheng Hong Borong Saham PGAS, Bukan Karena Support atau Resisten
Setiap Yudha beli saham, harga sahamnya tidak lama turun. Di balik parodi itu, ada edukasi bahwa kerugian bisa terjadi, karena tidak mempelajari dahulu karateristik perusahaan atau kondisi eksternal lainnya.
Apakah Bisa Seperti Mereka?
Jawabannya adalah bisa. Tentu dapat memiliki penghasilan sebagai investor saham melalui proses. Tidak ada yang kilat atau instan. Mengenai informasi edukasi dunia saham, saat ini juga mudah dicari secara daring.
BEI atau IDX memberikan pelatihan. IDX mempunyai pelatihan dengan nama Sekolah Pasar Modal (SPM), yang dimulai dari Level 1 hingga Level Lanjutan. Tujuannya agar masyarakat paham dengan dunia pasar saham, dan akhirnya menjadi Aku Investor Saham. SPM ini banyak digelar diberbagai kota yang melibatkan perusahaan sekuritas.
Pada Oktober 2023, IDX menggelar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2023 bertema “Aku Investor Saham”. Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman investasi melalui pasar modal Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak soal pasar modal, termasuk di dalamnya tentang saham.
Informasi atau edukasi itu bisa dimanfaatkan oleh calon investor sebelum menjadi Aku Investor Saham. Calon investor diharapkan memahami dulu konsep dasar investasi saham, seperti bagaimana pasar saham itu berfungsi, apa yang dimaksud dengan indeks saham, bagaimana membaca dan memahami laporan keuangan perusahaan, apakah tujuan membeli saham untuk jangka panjang, pendapatan pasif, atau diversifikasi portofolio.
Berita Terkait
-
Bos BEI Mau Jaring Lebih Banyak Investor Saham
-
Dear Investor Saham! Pekan Depan BEI Mulai Berlakukan Auto Rejection Simetris
-
Investor Saham Makin Banyak, Tapi yang 'Kejebak' Juga Banyak
-
Ada yang Gratisan Nih Buat Investor Saham, Buruan Simak
-
Gaet Investor Saham Stockbit Hanya Ambil Biaya Beli 0,1 Persen, Paling Murah di Industri
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Anggota DPR: Kasus Pertalite Campur Air di Jawa Timur Cuma Isu Medsos
-
Bank Indonesia : Tahun Depan Beli Dimsum di China Bisa Bayar Pakai QRIS
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS