Suara.com - Para pengusaha ritel mulai berkoar-koar setelah adanya aksi dan seruan boikot yang diduga terafiliasi Israel. Menurut pengusaha, aksi tersebut bisa ganggu jalannya bisnis perusahaan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) Uswati Leman Sudi menjelaskan, aksi boikot bisa berefek pada penurunan transaksi di pasar ritel modern seperti supermarket mencapai 50 persen.
Sebab, mayoritas barang yang masuk dalam daftar boikot adalah produk pareto seperti, sabun, shampoo, hingga susu dalam kemasan.
"Pengurangan penjualan produk pareto biasanya dari isu yang kecil dan berkembang. Mungkin transaksi di pasar hilir bisa berkurang sampai 50% dan target ekonomi pemerintah akan sulit tercapai," ujarnya dalam konferensi pers di Epicentrum Walk, Jakarta, yang dikutip Kamis (16/11/2023).
Uswati memastikan, perusahaan-perusahaan yang masuk daftar boiket juga beroperasi di dalam negeri dan lebih banyak pekerja lokal. Selain itu, dia menegaskan perusahaan-perusahaan tak pernah sepeserpun memberikan sumbangan ke Israel.
"Perusahaan yang ada di list (boikot) tersebut dipastikan produksi di Indonesia. Kami juga sudah menanyakan ke temen-temen anggota. Tak ada satupun yang memberi sumbangan ke negara yang disebutkan berafiliasi dengan mereka (Israel). Dan itu bisa ditegaskan tak ada satupun," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey menuturkan, kekinian industri ritel masih belum pulih dari Pandemi Covid-19. Akan tetapi, industri ritel masih dihadang oleh kondisi geopolitik.
Roy mengungkapkan, setelah adanya boikot ada penurunan belanja masyarakat sekitar 3-4 persen.
"Belum signifikan (dampaknya). Jadi kalau masih angka kira-kira pendekatan yang secara umum sekitar 3-4%, penurunan konsumsi belanja masyarakat, untuk daerah-daerah tertentu belum seluruh daerah," pungkas Roy.
Baca Juga: Nestle Jadi Korban Boikot? Ini Daftar Produk Mereka yang Beredar di Indonesia
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa