Suara.com - Senyum sumringah menyambut Redaksi Suara.com ketika mengunjungi salah satu UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia asal Gunungkidul.
Sosok itu adalah Suswaningsih, salah satu orang yang ada di balik pengembangan jenang tradisional Karangwuni asal Padukuhan Saban, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul. Jenang Barokah Karangwuni adalah jenang ketan khas tanpa bahan kimia, alias sertaus persen alami karena berbahan beras ketan, beras padi, kelapa, dan gula Jawa.
Kota yang berada di ujung selatan DI Yogyakarta ini memang memiliki keberagaman kuliner yang menarik. Mulai dari gatot, rempeyek, thiwul, walang goreng dan tentu saja, jenang lokal.
"Awalnya, kami ibu-ibu rumah tangga satu lingkungan itu punya keinginan untuk mengelola hasil pertanian," kata Suswaningsih mulai menceritakan kisahnya.
Langkah tersebut, kata dia, adalah buah dari keinginan para ibu rumah tangga di kampung setempat yang ingin lebih berdaya dan mendapatkan penghasilan secara mandiri.
Pasalnya, mayoritas ibu-ibu di lingkungan kampung Saban adalah petani dengan penghasilan yang tidak stabil.
"Dengan harapan agar perempuan di desa kami dapat memperoleh pendapatan sendiri, kami memutuskan untuk memulai usaha secara bersama-sama," ujar dia.
Sebelum berkembang menjadi UMKM yang dikenal di berbagai wilayah seperti sekarang, jenang ketan Barokah awalnya hanya dijual di pasar-pasar tradisional Gunungkidul. Pilihan ini diambil karena dianggap sebagai kuliner khas dusun yang sangat digemari oleh masyarakat setempat, termasuk dari luar daerah Gunungkidul.
"Sekelompok kami terdiri dari 20 anggota yang memiliki tugas mulai dari proses pembuatan jenang hingga kegiatan pemasaran," jelas Suswaningsih.
Baca Juga: Tarik Tunai BRI di Indomaret dan Alfamart, Mudah dan Praktis
Pada tahun 2020, Kelompok Industri Rumah Tangga Jenang Barokah menjalin kemitraan dengan usaha lain yang menyediakan bahan baku jenang dan mendukung pemasaran produk di luar wilayah Gunungkidul.
"Hingga akhirnya pada tahun yang sama, kami memutuskan untuk menghentikan kemitraan dengan pengusaha tersebut. Saat itu, kami baru saja mendapatkan dukungan untuk pengembangan usaha dan modal dari BRI," tambah Suswaningsih.
Dukungan dari Bank Rakyat Indonesia itu, sebut Suswaningnsih, jadi salah satu titik baru dalam perjalanan usaha kampungnya.
Usaha yang didapatkan melalui KUR BRI memastikan laju usahanya tetap berjalan meski melambat. Namun tidak sepenuhnya berhenti.
Wabah COVID-19 Melanda
Sayangnya, usaha yang baru akan mekar dengan dukungan BRI itu terpaksa 'istirahat' sementara waktu usai terdampak terjangan wabah Virus Corona pada awal 2020 silam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
Terkini
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harga Per Gram Sentuh Rp 2.198.000
-
Mandiri Peduli Sekolah Tingkatkan Sarana Belajar Layak bagi Siswa di Wilayah Jabodetabek
-
IHSG Menguat Senin Pagi, Tapi Diproyeksikan Anjlok
-
BCA Mobile dan Blu Error Pada Senin Pagi, Ini Aduan Resmi dan Whatsapp CS BCA
-
Asuransi Bukan Sekadar Perlindungan, Tapi Investasi Kesehatan
-
Sepekan Kemarin Asing Bawa Kabur Dananya Rp 2,71 Triliun dari RI, Gara-Gara Ketidakpastian Global