Suara.com - Perusahaan pembuat mesin fotokopi global Xerox mengumumkan bakal memangkas jumlah tenaga kerjanya sebanyak 15 persen sebagai bagian dari restrukturisasi.
Upaya terbaru perusahaan untuk mengalihkan fokus ke penawaran layanan bisnis dan menjauh dari mesin fotokopi ikoniknya.
Mengutip CNBC.com Kamis (4/1/2024) perusahaan mengatakan akan mengurangi staf globalnya, yang mencakup sekitar 23,000 karyawan pada tahun 2022, dan menunjuk tim kepemimpinan baru.
PHK diperkirakan akan terjadi pada kuartal pertama tahun 2024.
Saham perseroan anjlok lebih dari 12 persen setelah kabar PHK diumumkan. Harga sahamnya terus meningkat selama setahun terakhir, sebagian karena Xerox telah menghemat miliaran dolar AS setelah memulai program pemotongan biaya pada tahun 2018.
Perusahaan ini melaporkan penurunan pendapatan sekitar 6 persen pada kuartal ketiga tahun 2023 dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2023 tahun sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Xerox kesulitan menyesuaikan diri dengan era digital karena menurunnya permintaan tinta dan dokumen cetak.
Di bawah kepemimpinan Ursula Burns, mantan CEO Xerox, perusahaan berupaya meningkatkan layanan bisnisnya dengan membantu klien menyederhanakan aliran dokumen di sumber daya manusia dan layanan kesehatan serta menangani sistem pembayaran.
Pada tahun 2010, perusahaan ini mengakuisisi Affiliated Computer Services, yang menjalankan layanan pembayaran komputer untuk tol jalan raya E-ZPass, senilai US$6,4 miliar.
Baca Juga: Intel Mulai PHK 235 Karyawan per 31 Desember, Demi Efisiensi Rp 154 Triliun
Namun Xerox menjual bisnis outsourcing teknologi informasinya senilai lebih dari US$1 miliar pada tahun 2014, dan persaingan dari Tiongkok dalam produksi pembuat klon kartrid merugikan keuntungannya.
Perusahaan juga berupaya membuat terobosan dalam pencetakan 3D, namun unit bisnis tersebut juga dijual pada Agustus 2023.
Pada tahun 2018, perusahaan mengumumkan merger dengan konglomerat Jepang Fujifilm. Penggabungan tersebut dibatalkan kurang dari tiga bulan kemudian setelah aktivis pemegang saham, terutama Carl Icahn, memprotes tindakan tersebut karena menilai terlalu rendah Xerox.
Pada tahun 2019, Xerox berupaya mengakuisisi HP, namun kesepakatan tersebut juga dibatalkan setelah HP menolaknya, dengan alasan kekhawatiran atas kesehatan keuangan Xerox.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun
-
Laba Melejit 22 Persen, MBMA Makin Perkasa di Bisnis Nikel Terintegrasi