Suara.com - Fajar meraba dinding rumah berkelir putih yang dipenuhi coretan krayon, senyumnya mengembang. Goresan itu menjadi saksi bisu tumbuh kembang anaknya di rumah kecil yang ia beli lima tahun silam. Matanya menerawang jauh mengingat kembali jalan terjal yang ia lalui demi memiliki rumah itu.
Tahun 2018, perjalanan Fajar memperjuangkan nasibnya memiliki rumah sendiri dimulai. Dengan gaji pas-pasan sebagai pegawai di perusahaan swasta, Fajar bertekad memutus rantai jeratan biaya sewa rumah yang terus naik setiap tahun. Ia mengincar rumah subsidi di lokasi strategis, dekat pintu tol Serpong-Balaraja, Tangerang dan Stasiun Daru.
Ia mencoba mengajukan aplikasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke beberapa bank, namun tidak ada satupun skema perhitungan bank yang cocok dengannya. Tak habis akal, Fajar terus mencari bank lain yang menawarkan skema terbaik untuknya.
"Dari pengajuan ke beberapa bank, akhirnya ketemu satu paling cocok ya bank BTN karena paling mudah dan angsuran paling ringan, prosesnya cepat juga," cerita Fajar kepada Suara.com, Rabu (10/1/2024).
Fajar mengumpulkan perak demi perak untuk membayar Down Payment (DP) kala itu sebesar Rp 7 juta. Terdengar receh, tapi kondisinya sebagai bagian dari sandwich generation menambah dramatis langkahnya.
Ia langsung mengirimkan berbagai berkas persyaratan ke bank BTN. Tak perlu waktu lama, BTN mengabulkan mimpinya memiliki rumah sebelum usianya menginjak 25 tahun. Dengan tenor 20 tahun dan besar angsuran Rp 800 ribuan per bulan, rumah seharga Rp 140 jutaan itu akhirnya bisa langsung ia huni.
"Menabung tidak gampang untuk kaum milenial seperti saya, makanya KPR bank BTN ini sangat membantu. Saya bisa mengangsur rumah dalam waktu panjang dan bisa langsung menempatinya tanpa perlu menunggu tabungan terkumpul selama bertahun-tahun," ungkapnya.
Membeli rumah secara tunai bagi generasi milenial seperti Fajar memang menjadi sebuah mimpi di siang bolong yang hampir tak tersentuh, terutama ketika berada di dekat gemerlapnya Ibu Kota Jakarta. Harga properti yang tinggi tak sebanding dengan pendapatan bulanannya yang pas-pasan. Fajar dan impian rumahnya adalah cerminan dari jutaan kaum milenial lainnya di penjuru Indonesia yang terjebak dalam genggaman realitas tanpa ampun.
Merujuk pada data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di tahun 2022 tercatat ada sebanyak 10,51 juta rumah tangga di Indonesia yang belum memiliki rumah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,39 juta rumah tangga yang belum memiliki rumah adalah generasi milenial kelahiran tahun 1981 sampai 1996.
Sisanya ada sebanyak 4,30 juta rumah tangga generasi X yang belum memiliki rumah. Kemudian diikuti oleh generasi pre-boomer sebanyak 201.371 rumah tangga yang belum memiliki rumah dan generasi Z sebanyak 97.903 rumah tangga.
Menurut hasil penelitian Desy Delvina dan Njo Anastasia dalam Jurnal Manajemen Aset dan Penilaian tahun 2021, sebanyak 77 persen generasi milenial mengalami kesulitan membeli rumah, meskipun 95,7 persen dari mereka sudah memiliki tabungan untuk membeli rumah melalui investasi berbentuk saham, obligasi, reksadana dan sebagainya. Faktanya, membeli rumah memang tidak semudah itu bagi generasi milenial.
Alasan generasi milenial belum memiliki rumah erat kaitannya dengan persoalan kesulitan finansial, mulai dari persoalan tidak mendapat bantuan keuangan dari orang terdekat, uang muka yang besar, pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari besar hingga penghasilan bulanan yang pas-pasan.
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa fasilitas kredit dengan tenor panjang, bunga kredit yang ringan, pembayaran uang muka yang dapat dicicil bisa menarik minat generasi milenial untuk mengajukan KPR agar bisa memiliki rumah. Bank BTN hadir menjawab permasalahan generasi milenial yang ingin memiliki rumah.
Jurus Rumah Murah untuk Milenial
BTN memiliki program KPR yang ramah untuk generasi milenial, namanya KPR BTN Gaess. Program ini menawarkan skema cicilan mencapai 30 tahun dengan sistem bunga berjangka yang kompetitif.
Berita Terkait
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan
-
Tak Terlihat tapi Tajir: Siapa Sebenarnya Para Ghost Rich Indonesia?
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Penyaluran KUR Perumahan Tembus Rp3,5 Triliun di Akhir 2025
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember