Suara.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) harus gigit jari karena mencatatkan penurunan laba sebesar 10 persen sepanjang tahun 2023.
Mengutip laporan keuangan emiten konsumer goods ini di laman Bursa Efek Indoensia (BEI) Jumat (9/2/2024) perseroan mencatatkan laba sebesar Rp4,8 triliun sepanjang tahun lalu, atau turun 10,5 persen persen dibanding tahun 2022 yang terbilang Rp5,3 triliun.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level Rp126 per lembar pada akhir tahun 2023, sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level Rp141 per helai.
Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap melaporkan, selama setahun penuh tahun 2023 meraup penjualan Rp38,611 triliun.
Hasil itu turun 7,3 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai Rp41,2 triliun. Pasalnya, penjualan ke pasar dalam negeri melorot 5,07 persen secara tahunan menjadi Rp37,408 triliun.
Dirinya mengatakan perseroan menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik terkait agresi Israel ke Palsetina.
“Upaya kami secara konsisten mengklarifikasi informasi yang menyesatkan, serta berkat dukungan yang luar biasa dari para mitra tepercaya dan konsumen setia kami menjadi faktor penting dalam mencapai kemajuan Perseroan. Dengan adanya tren positif saat ini, kami yakin telah berada di jalur yang tepat untuk menumbuhkan bisnis kami di 2024," jelas Benjie.
Senasib, nilai ekspor turun 30,8 persen menjadi Rp1,203 triliun. Menariknya, harga pokok penjualan dapat ditekan sedalam 12,2 persen secara tahunan menjadi Rp19,416 triliun pada akhir tahun 2023.
Alhasil, laba kotor terkerek 0,68 persen menjadi Rp19,194 triliun. Sayangnya, beban pemasaran dan penjualan melambung 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp8,995 triliun pada akhir tahun 2023.
Baca Juga: Israel Halangi Indonesia Gabung OECD Gara-gara Bela Palestina?
Kian tertekan, beban umum dan administrasi membengkak 10,5 persen menjadi Rp3,919 triliun.
Dampaknya, laba usaha terpangkas 11,16 persen menjadi Rp6,279 triliun. Terlebih, biaya keuangan naik 23,5 persen secara tahunan menjadi Rp105,97 miliar pada tahun 2023.
Akibatnya, laba sebelum pajak penghasilan menyusut 11,3 persen menjadi Rp6,201 triliun.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 7,6 persen secara tahunan menjadi Rp13,282 triliun pada tahun 2023. Pada sisi lain, total ekuitas menyusut 15,4 persen secara tahunan menjadi Rp3,381 triliun pada akhir tahun 2023.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan