Suara.com - Nilai tukar rupiah kembali merosot terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa pagi ini. Pelemahan rupiah ini imbas adanya kewaspadaan pasar terhadap suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).
Pada awal perdagangan Selasa pagi, kurs rupiah dibuka merosot 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.642 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.631 per dolar AS.
"Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Pelaku pasar masih mewaspadai kebijakan pemangkasan bank sentral AS yang bisa tertunda karena data inflasi AS yang sulit turun. Dolar AS bergerak menguat belakangan ini karena isu ini," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Baca Juga
Siap-siap Banjir Stok, Pemerintah Mau Impor Beras 2 Juta Ton Lagi dari Thailand
Dia melanjutkan, kenaikan harga komoditas pangan dalam negeri mungkin bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah karena mengganggu pertumbuhan ekonomi domestik.
Di sisi lain, berita pagi ini di mana Bank Sentral China di luar ekspektasi memangkas suku bunga pinjaman 5 tahun sebesar 25 basis poin dari 4,20 persen menjadi 3,95 persen.
Hal itu bisa memberikan sentimen positif untuk nilai tukar yang berkaitan dagang dengan China seperti dolar Australia, dolar Selandia Baru, dolar Kanada, dan nilai tukar emerging markets. Rupiah pun berpeluang mendapatkan sentimen positif.
"Pemangkasan ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi China yang sedang melambat," kata Ariston.
Ia memperkirakan rupiah melemah ke arah Rp15.650 per dolar AS sampai dengan Rp15.680 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.580 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Lagi-lagi Keok Lawan Dolar AS pada Perdagangan Senin Pagi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak