Suara.com - Tingginya harga beras yang ada di pasar membuat publik bertanya-tanya apakah kemampuan produksi beras nasional mengalami penurunan?
Nyatanya tidak sedikit daerah penghasil ebras yang kini tidak lagi menghasilkan beras sehingga mempengaruhi produksi dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan nasional.
Mungkin banyak argumen dan opini yang muncul perihal kelangkaan dan naiknya harga beras secara nasional. Namun demikian di sisi lain, BPS pernah memprediksi di tahun 2023 lalu bahwa tingkat produksi beras RI akan mengalami penurunan, hampir di setiap sentra produksi.
Ramalan Penurunan dari BPS
Pihak BPS sendiri menyatakan bahwa ada beberapa daerah yang akan mengalami penurunan jumlah produksi. Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Sulawesi Selatan, akan mengalami penurunan signifikan.
Seperti yang mungkin diketahui, ketiga daerah ini menduduki peringkat yang tinggi pada daftar daerah penghasil beras nasional. Ketika tiga daerah ini mengalami penurunan jumlah produksi, jelas jumlah beras yang beredar di pasar juga akan menurun.
Penurunan sendiri diprediksi terjadi karena kekeringan berkepanjangan yang dipicu fenomena El Nino, yang menyebabkan gagal panen dan gagal tanam di sejumlah wilayah di Indonesia. Seperti yang diketahui bersama, isu beras langka dan mahal menyeruak sejak sebelum Pemilu 2024, sempat hilang ketika masa pencoblosan, dan kembali mengemuka setelah momen pemungutan suara 14 Februari 2024 lalu.
Penyusutan Area Sawah di Indonesia
Hasil beras yang dicatatkan setiap daerah memang dipengaruhi banyak faktor, salah satunya luas lahan pertanian. Meski terdapat beberapa area yang mengalami peningkatan luas sawah, tapi penyusutan yang terjadi juga tidak bisa disepelekan.
Baca Juga: Pencairan BLT Rp600 Ribu Diundur, Gara-gara Beras Mahal?
Daerah yang mengalami penambahan jumlah luas area sawah antara lain adalah Sulawesi Selatan dengan total 89,217 hektar, dan Jawa Timur dengan 114,392 hektar.
Sedangkan area yang mengalami penyusutan masif adalah Kalimantan Selatan dengan pengurangan sebesar 173,865 hektar, dan Sumatera Utara dengan total pengurangan 155,589 hektar. Data ini berasal dari BPS.
Daerah yang Dulu Penghasil Beras Namun Kini Tidak
Bersamaan dengan besarnya penyusutan lahan pertanian, memang terbukti terdapat daerah penghasil beras yang kini tidak lagi menghasilkan beras atau mengalami penyusutan yang luar biasa hingga beras lokal sulit ditemukan.
Salah satu contoh nyata adalah masyarakat Kerinci, seperti masyarakat adat Tanjung Tanah, yang awalnya memproduksi padi lokal yang berkualitas baik. Seiring berjalannya waktu, produksi padi dari area ini terus menyusut, dan bahkan dilaporkan kini bibit yang ditanam tidak lagi merupakan padi lokal yang sulit didapatkan.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
-
Beras Premium Langka dan Harganya Naik 20%, Pedagang: Semakin Buruk!
-
Jiwa Emak-emak Terbangun, Sri Mulyani Ikut Panik Harga Beras
-
Apa Penyebab Harga Beras Naik Terus? Jokowi Sebut Gara-gara Iklim, Pengamat Berkata Lain
-
Stok Beras Memadai, Satgas Pangan Polri Pastikan Harga Turun Sebelum Ramadhan
-
Pencairan BLT Rp600 Ribu Diundur, Gara-gara Beras Mahal?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Mau Hilangkan Pihak Asing di Coretax, Pilih Hacker Indonesia
-
BPJS Watch Ungkap Dugaan Anggota Partai Diloloskan di Seleksi Calon Direksi dan Dewas BPJS
-
Proses Bermasalah, BPJS Watch Duga Ada Intervensi DPR di Seleksi Dewas dan Direksi BPJS 20262031
-
Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
-
Literasi Keuangan dengan Cara Baru Biar Makin Melek Finansial
-
Bahlil: Hilirisasi Harus Berkeadilan, Daerah Wajib Dapat Porsi Ekonomi Besar
-
Menkeu Purbaya Akhirnya Ungkap Biang Kerok Masalah Coretax, Janji Selesai Awal 2026
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Bahlil Dorong Hilirisasi Berkeadilan: Daerah Harus Nikmati Manfaat Ekonomi Lebih Besar
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat