Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menggelar rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (19/3/2024). Dalam rapat tersebut Risma memperlihatkan realisasi anggaran Kemensos yang melebihi 100 persen pada 2023.
Kondisi ini pun membuat para anggota dewan mempertanyakan realisasi tersebut yang dianggap aneh dan janggal.
Awalnya, Risma menjelaskan kepada Komisi VIII DPR RI terkait realisasi anggaran Kemensos tahun 2023 lalu yang mencapai 98 persen.
Risma membeberkan, bahwa kementerian yang dipimpinnya telah menggunakan duit negara sebesar Rp85,53 triliun dari pagu Rp87,27 triliun.
Hanya saja dalam pemaparan tersebut, terdapat beberapa agenda dan program Kemensos yang realisasinya melebihi 100 persen, bahkan 300 persen.
Misalnya, program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi lanjut usia yang mulanya ditargetkan menyasar 29 ribu orang, malah terealisasi untuk 62 ribu orang lebih atau 216,05 persen.
Begitu pula program ATENSI bagi korban bencana dan kedaruratan yang realisasinya menembus 237,7 persen atau 47.554 orang. Padahal, target awalnya 20 ribu orang.
Kemudian, bantuan yang semula ditargetkan hanya 110 lumbung sosial, akan tetapi, realisasinya menjadi 167 lumbung sosial atau 151,82 persen.
Dari beberapa paparan tersebut, mengundang pertanyaan dari anggota DPR RI, apakah ada salah perencanaan Kemensos di awal atau bagaimana.
Baca Juga: Profil Muhammad Ali yang Bikin Mensos Risma Menangis di DPR, Bukan Orang Sembarangan
"Realisasi lebih dari 100 persen, jadi begini, kalau misalnya dihitung saat menyusun perencanaan satu orang Rp5 juta. Kenyataannya, di lapangan dia hanya butuh Rp2 juta, ini yang ATENSI," jelas Risma.
"Kami lakukan, karena mohon maaf, permohonannya juga banyak. Kalau memang butuh, tidak ada satupun, saya coba ngecek satu rupiah pun teman-teman (Kemensos) gak ada yang ngentit, gak ada yang nyopet satu rupiah pun," tegas Risma.
Di sisi lain, anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis mengaku heran dengan penjelasan Menteri Risma.
Menurutnya, ada dua kemungkinan akar masalah, entah keliru perencanaan Kemensos atau Risma membuat istilah baru yang tidak sesuai standar pelaporan keuangan.
Dirinya menilai, bahwa realisasi program yang melebihi 100 persen jelas aneh.
Menurut Iskan, realisasi belanja 99 persen dari Kementerian/Lembaga (K/L) saja sudah luar bias
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
Terkini
-
Purbaya Girang Pramono Mau Bangun Gedung Baru Bank Jakarta: Saya Enggak Keluar Uang
-
APBD Jakarta Dipangkas Hampir Rp 20 T, Menkeu Purbaya Guyon Masih Bisa Dipotong Lagi
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Gubernur Bank Indonesia Sebut Tiga Pilar Bangun Ekonomi Syariah, Apa Saja?
-
RI Ekspor Kopi Robusta Asal Lampung dan Malang ke Mesir
-
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
-
Setelah Cukai, Produsen Kini Resah dengan Maraknya Rokok Ilegal
-
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya