Suara.com - Pelita Air (kode penerbangan IP) berkolaborasi bersama dengan Patra Jasa menggelar kegiatan Safari Ramadan dengan mengajak anak-anak yatim piatu untuk melakukan perjalanan wisata ke Bali.
Hal ini merupakan wujud nyata semangat Pelita Air dan Patra Jasa untuk berbagi kebahagiaan dan kebersamaan di Bulan Ramadan bagi mereka yang kurang beruntung.
Safari Ramadan bersama 20 anak yatim dari Yayasan Al-Muhajirin Pondok Cabe dan Yayasan Yatim Piatu Rasulullah SAW dimulai pada Sabtu 30 Maret 2024 hingga Minggu 31 Maret 2024.
Direksi Pelita Air dan Management Patra Jasa melepas keberangkatan anak-anak yatim ini menggunakan penerbangan Pelita Air IP102 pukul 09.20 WIB di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Kegiatan Safari Ramadan ini merupakan wujud nyata dari semangat Pelita Air dan Patra Jasa dalam berbagi kebahagiaan dan kebersamaan dengan masyarakat yang kurang beruntung. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan kebahagiaan bagi para anak- anak dan dapat menginspirasi serta menerangi hati kita semua," ujar Corporate Secretary PT Pelita Air Service Agdya Yogandari ditulis Rabu (3/4/2024).
Hal ini pun diamini oleh Moh. Devry Farany selaku Corporate Secretary PT Patra Jasa.
“Patra Jasa dan Pelita Air berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dalam rangka Safari Ramadan tahun ini. Setibanya di Bali, anak-anak ini akan menginap di The Patra Bali Resort & Villas, dimana itu merupakan hotel bintang 5 yang dimiliki oleh Patra Jasa. Pengalaman ini akan menjadi kebahagiaan, tidak hanya milik mereka, namun kami segenap manajemen.”
Pada program Safari Ramadan ini, para anak yatim diajak untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata di Bali, seperti Tanjung Benoa, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pantai Jimbaran, hingga Bali Zoo. Di sela perjalanan wisata ini diselanggarakan kegiatan buka puasa bersama.
Dalam melaksanakan Program Safari Ramadan ini, Pelita Air berkolaborasi dengan salah satu anak perusahaan Pertamina laimnya yaitu Patra Jasa sebagai penyedia akomodasi dan hospitality selama di Bali.
Baca Juga: Pelita Air Raih Penghargaan dari Regulator dan Stakeholder Industri Aviasi
Program Safari Ramadan ini juga merupakan bagian dari Program gerakan sosial Pertamina "Komunitas Bergerak" yang menjadi upaya syiar Pertamina ke masyarakat sekitar sebagai wujud rasa syukur atas berbagai nikmat, keberkahan, serta pencapaian, kebersamaan keluarga besar Pertamina dan membagikan energi kesyukuran ini kepada masyarakat sekitar melalui Komunitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan