Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan BUMN bisa antisipatif hadapi tantangan di tengah geopolitik yang terus memanas dan ekonomi global. Di saat seperti ini, menurut dia, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh BUMN.
Misalnya, bisa mengamankan pasokan bahan baku khususnya dari luar negeri. Sebab, kondisi geopolotik ini tak hanya berimbas pada sektor keuangan, tapi juga bahan baku pangan, seperti pupuk.
"Supply chain untuk pupuk, kita harus tingkatkan. Yang namanya kebutuhan bahan pasok untuk pupuk itu seperti potash, phospat, dan lain-lainnya. Nah itu kita kearah sananya iya. Dan kita sendiri sudah hampir dua tahun untuk mencari investasi di bidang bahan baku ini. Jadi lebih ke bahan baku securitynya," ujar Erick kepada wartawan di Jakarta yang dikutip, Senin (22/4/2024).
Ketua Umum PSSI ini menuturkan, BUMN sebenarnya pernah mengalami kondisi seperti ini, ketika masa pandemi Covid-19. Di kala itu, BUMN ramai-ramai melakukan aksi korporasi, seperti holding, merger, hingga cari mitra strategis.
"Saya sudah ingatkan kita jangan slowing down, justru kita harus agresif. Siapa tahu di tengah kondisi seperti ini ada opportunity karena Indonesia dilihat salah satu negara yang stabil secara pertumbuhan ekonomi dan juga politik," imbuh dia.
Erick melihat, industri pupuk di RI masih terus dikembangkan dengan membangun pabrik di daerah-daerah. Kekinian, pabrik pupuk tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan masih dalam pembangunan di wilayah Indonesia Timur.
Ketahanan pangan ada kaitannya dengan ketersediaan pupuk dalam negeri. Sementara beberapa bahan baku pupuk berasal dari Timur Tengah dan Kawasan timur Eropa.
Oleh karena itu, Erick mendorong BUMN dapat melihat secara cermat potensi peluang yang ada pada saat ini, termasuk untuk BUMN sektor pangan. Erick menilai upaya membangun ketahanan pangan melalui ketersediaan bahan baku menjadi sebuah keharusan.
"Jangan sampai ketika kita terjebak, oh situasi geopolitik akhirnya kita diam saja. Nggak boleh. Justru kita di tengah situasi geopolitik ini kita harus agresif," pungkas dia.
Baca Juga: Bukan Borong, Erick Thohir Hanya Minta BUMN Optimalkan Pembelian Dolar AS
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5