Suara.com - Sebuah unggahan di Twitter atau X jadi perbincangan warganet. Hal itu usai salah satu akun menulis thread terkait pos pendapatan yang diterima PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dari segmen consumer, khususnya layanan telepon tidak bergerak.
"Telkom dapat 'gaji buta' 9 T (Rp9 triliun) per tahun? Omon-omon masalah @TelkomIndonesia ni ya," cuit pemilik akun X @ethadisaputra pada 20 April 2024.
Akun tersebut dalam profilnya mencantumkan keterangan salah satunya sebagai advokat, itu menyertakan unggahan foto tagihan dari Kantor Pos Indonesia.
Dalam unggahan terkait, tercantum biaya tagihan Rp36.186 (Maret 2024) dan Rp49.062 (April 2024) ditambah biaya admin per bulan Rp2.500 masing-masing. Ia lantas mempertanyakan alasan tagihan-tagihan itu tetap muncul padahal ia sudah belasan tahun tidak lagi memakai telepon rumah.
"Bahkan saya baru tahu kalau tidak ada dial tone alias rusak, tidak bisa digunakan," cuitnya.
Menurut dia, merujuk pada perhitungannya, pemasukan yang didapat Telkom dari 15 juta pelanggan telepon tidak bergerak seperti dirinya dikalikan Rp50 ribu/pelanggan: Rp750 miliar sebulan alias Rp9 triliun per tahun.
"Sebagai gambaran umum, berdasarkan laporan keuangan @TelkomIndonesia tahun 2022, pendapatan Telkom dari layanan Fixed Line (termasuk PSTN, @IndiHome) secara nasional mencapai Rp 22,8 triliun. Artinya Abonemen dari Telpon tidur itu hampir setengah pendapatan. Ya masuk akal kalau kemudian ingin ditutup2i. Iya ga si?"
Cuitan tersebut lantas menuai berbagai tanggapan dari warganet. Menurut sebagian warganet, tagihan tersebut memang disesalkan dan ada pula yang mengaku mengalami hal serupa
"Telepon rumah, kalau tidak ada panggilan keluar selama 6 bulan berturut-turut, dia akan terblokir. Tagihannya jalan terus, tapi telepon tidak bisa digunakan. Utk buka blokir, hrs call CS utk minta diaktifkan lagi line teleponnya," tulis Ardhi Share.
"Sama, telpon di rumah jg ga pernah dipake tp abonemen jalan terus. Pdhl selama ini cuma butuh wifi," tulis Cak Martinez.
"Ane akhirnya tutup line telpon di rumah padahal nomor cantik, abis rugi, gak dipakai tapi bayar abonemen tiap bulan selama bertahun tahun," timpal akun lainnya.
Ada pula warganet yang menganggap hal itu sebagai fenomena biasa. "Udah biasa itu om. Putus aja," sebut akun terkait.
TLKM memiliki minimal empat sumber pendapatan yang berbeda, termasuk Mobile (layanan seluler seperti telepon, internet, SMS, interkoneksi), Consumer (layanan telepon tetap dan layanan Indihome), Enterprise (layanan telepon, data/internet, teknologi informasi, dan layanan lain seperti call center, e-health, e-payment, dll), serta Wholesale and International Business.
Tarif telepon tetap diatur oleh Peraturan Menkominfo No. 5/2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, yang mencakup biaya aktivasi, biaya langganan bulanan, biaya penggunaan, dan biaya tambahan.
Telkomsel, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh TLKM sebesar 70%, mencatatkan pendapatan sebesar Rp102,4 triliun pada 31 Maret 2024 dari segmen Mobile dan Consumer. Digital Business juga berkontribusi dengan pendapatan sebesar Rp78,5 triliun, menyumbang 88,0% dari total pendapatan.
Jumlah pelanggan seluler Telkomsel mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) mencapai 8,7 juta pada akhir 2023.
Redaksi Suara.com sudah mencoba menghubungi VP Corcom Telkom, Andri Sasongko, terkait isu tersebut, namun belum menerima respon hingga saat ini.
Berita Terkait
-
Suaminya Viral Setelah Ditangkap Karena Curi Susu Anak, Istri : Sebenarnya Sih Malu
-
Sepatu Dipajak Rp30 Juta, Pihak Bea Cukai Sebut Ada Sanksi Administrasi Rp25 Juta
-
Lecehkan Kalimat Taawudz, Tiktoker Galih Loss Ditangkap Polisi!
-
Bea Cukai Banjir Kritik Buntut Curhatan Pria Kena Pajak Rp30 Juta Usai Beli Sepatu di Luar Negeri
-
Harga Mobil Mewah yang Ditabrakkan Bocah ke Tembok Mal di Kelapa Gading: 100 Kali UMR Jakarta, Spesifikasi Mentereng
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!