Suara.com - Ajang balap kendaraan bermotor termasuk Formula 1 (F1) yang disebut sebagai laga single seater terkencang di dunia dengan kecepatan tembus 300 km per jam menjadi lahan seru bagi para sponsorship atau pemasang pendanaan.
Di masa lampau, perusahaan sigaret atau rokok menjadi yang terdepan dalam memasang pariwara atau iklan di livery atau bodi tunggangan balap. Terkini, industri teknologi sudah mengambilalih posisi ini.
Pasalnya, livery tunggangan balap F1 adalah billboard paling spektakuler sekaligus efektif untuk menghadirkan public awareness. Kemudian di sisi lain, dunia teknologi terkoneksi langsung dengan kegiatan balapan.
Di mana para insinyur balap jet darat atau F1 melibatkan penggunaan algoritma komputer untuk menyelesaikan persamaan aerodinamis matematika dan fisika.
Simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) yang membantu mengoptimalkan aliran udara di sekitar tunggangan, mengurangi hambatan, sekaligus meningkatkan downforce menggunakan perhitungan komputer. Senada untuk analisis data yang bertujuan meningkatkan performa jet darat F1.
Dikutip dari Sportsmedia, tim-tim balap F1 telah menjadi lahan profit bagi kucuran sponsor yang diberikan industri teknologi.
Tim-tim papan atas F1 dengan mudah bisa memperoleh pendanaan di atas 400 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 6,486 triliun per musim dari industri teknologi.
Bahkan untuk F1 sebagai penyelenggaranya sendiri. Pengelola balapan menggunakan teknologi yang disponsori DXC Technology. Bila satu tim papan atas F1 mendapat suntikan sampai Rp 6 T lebih, kebutuhan untuk gelaran pasti lebih tinggi lagi. Mulai pengadaan lokasi, membayar sumber daya manusia, sampai operasional setiap seri--di mana pentas lebih dari 20 kali dalam setahun, dan berlangsung di berbagai belahan dunia, mulai Australia, Asia, Eropa, sampai Amerika.
Para produsen chip seperti AMD (AMD) dan Qualcomm (QCOMM), sampai perusahaan software seperti VMware (VMW), CrowdStrike (CRWD), serta Palantir (PLTR) juga terjun di bisnis pendanaan balap F1.
Baca Juga: Perputaran Cuan MotoGP Mandalika Rp 4,5 T: KEK Pentaskan JDM Funday 2024
Dan kembali ke tim balapnya, sendiri, ada nama McLaren Racing yang berkolaborasi dengan Dropbox sebagai official technology partnership Formula 1 McLaren Team. Bentuknya kontrak jangka panjang yang dimulai musim 2024 sampai tahun-tahun mendatang atau dikenal sebagai multi-year contract. Kemitraan itu sendiri menandai masuknya Dropbox pertama kali dalam bisnis balap F1.
Kemudian, tidak kalah menggiurkan adalah kolaborasi tim balap F1 Scuderia Ferrari dengan Hewlett-Packard, yang kondang sebagai produsen perangkat komputer. Kerja sama ini baru saja berlangsung di 2024 serta masuk kategori multi-year contract.
Sebagai sponsor, Hewlett-Packard atau disingkat HP tidak sebatas mendanai tim balap F1 Scuderia Ferrari yang mencakup dua pembalap, mekanik dan kru, sampai divisi sport F1. Akan tetapi meluas sampai racing academy Ferrari dan tim cabang olah raga e-Sports.
Sebagaimana dikutip dari Planet F1, mulai GrandPrix (F1 GP) Miami 2024, nama resmi tim akan berubah menjadi Scuderia Ferrari HP. Tampilan fisik di livery juga akan menghadirkan warna biru, yang menjadi corporate colour Hewlett-Packard.
"Pendiri kami menyampaikan keinginan berkelanjutan untuk maju. Dari sinilah timbul dorongan kami untuk berinovasi di jalan raya dan trek balap, serta komitmen terhadap masa depan yang berkelanjutan, mulai netralitas karbon hingga pendidikan generasi muda," papar Benedetto Vigna, CEO Ferrari.
"Dengan teknologi, kinerja, dan keahlian luar biasa yang mendorong masa depan, kemitraan antara HP dan Ferrari adalah hal menarik. Bersama-sama kami akan memanfaatkan panggung balap global untuk mempercepat inovasi berkelanjutan," imbuh Enrique Lores, CEO HP Inc.
Berita Terkait
-
Max Verstappen Kejutkan Paddock, Finis Podium Meski Start dari Pit Lane
-
Jadwal F1 GP Brasil 2025: Potensi Duel Panas Norris, Piastri dan Max Verstappen
-
McLaren Menggila di Kualifikasi: Norris Start Terdepan di F1 GP Meksiko 2025
-
ATEA 2025: Infomedia Raih Indonesia Technology Excellence Award for Emerging Technology
-
Hasil Lengkap F1 GP Amerika Serikat 2025: Max Verstappen Finis Pertama, Unggul 7,959 Detik
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Uang digital terus berkembang pesat di Indonesia
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
-
Rupiah Bangkit ke Rp16.716, Namun Ancaman Fiskal dan Geopolitik Bayangi Pasar
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Namun Dibayangi Pelemahan Rupiah
-
Emas Antam Naik Tipis Rp 2.000 Jelang Akhir Pekan, Intip Deretan Harganya
-
Industri Perbankan Berduka, Bos Bank BJB Yusuf Saadudin Wafat
-
Gagal Bayar Massal, OJK Seret KoinP2P dan Akseleran ke Penegak Hukum
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi