- Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mendapat tekanan jual signifikan dari investor institusi global sepanjang Desember 2025.
- Investor besar seperti Chengdong Investment dan UBS AG London mengurangi kepemilikan saham karena strategi divestasi.
- Tekanan jual ini bertepatan dengan koreksi harga batu bara global yang memengaruhi sentimen investor terhadap saham BUMI.
Suara.com - Emiten batu bara raksasa milik Grup Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), tengah menjadi sorotan tajam di penghujung tahun 2025.
Meski mencatatkan performa luar biasa dengan lonjakan harga hingga 206,78% secara year-to-date (ytd), saham BUMI kini menghadapi tekanan jual yang cukup masif dari investor institusi global.
Dua pemegang saham besar, yakni Chengdong Investment Corp (afiliasi HSBC) dan UBS AG Group cabang London, terpantau getol mengurangi porsi kepemilikan mereka hingga di bawah ambang batas sebelumnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Senin (29/12/2025), aksi pelepasan saham ini dilakukan sepanjang periode Desember 2025 dengan alasan strategis yang berbeda.
Penjualan saham oleh dua raksasa keuangan dunia ini didasari oleh motif yang bervariasi. Chengdong Investment Corp secara resmi menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi divestasi saham.
Sementara itu, UBS AG London melakukan transaksi penjualan dengan tujuan lindung nilai (hedging) terhadap portofolio investasi mereka.
Lonjakan harga BUMI yang sudah sangat tinggi sepanjang tahun ini memang menjadikan saham ini rawan terkena aksi ambil untung (profit taking).
Tercatat pada 24 Desember 2025 saja, investor asing membukukan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp181,87 miliar dari total nilai transaksi yang mencapai Rp1,7 triliun.
Struktur Kepemilikan Saham BUMI
Baca Juga: IHSG Dibuka Melesat Setelah Libur Panjang Natal, Cermati Saham-saham Ini
Aksi jual ini secara signifikan mengubah peta kepemilikan saham di tubuh BUMI. Chengdong Investment telah melepas sekitar 3,71 miliar lembar saham, yang mengakibatkan porsi kepemilikannya menyusut dari 6,99% menjadi tinggal 5,99%.
Di sisi lain, kepemilikan UBS AG London juga mengalami penurunan dari 6,06% menjadi 5,89% setelah transaksi dilakukan.
Hingga November 2025, pengendali utama BUMI masih dipegang oleh Mach Energy (Hong Kong) Limited yang terafiliasi dengan Grup Salim dengan porsi 45,78%.
Posisi berikutnya diisi oleh Treasure Global Investment Limited (afiliasi Grup Bakrie & Salim) sebesar 8,07% dan UBS Switzerland AG-Client Assets sebesar 5,11%.
Tekanan pada saham BUMI juga bertepatan dengan melandainya harga komoditas batu bara di pasar global. Dalam setahun terakhir, harga batu bara terkoreksi 12,80% ke level US$109 per ton.
Padahal, pada tahun buku 2025, harga emas hitam ini sempat menyentuh angka tertinggi di level US$118 per ton. Penurunan sebesar 1,93% dalam sebulan terakhir turut mempengaruhi sentimen investor terhadap emiten tambang nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
Terkini
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak
-
Bukan Bitcoin! Koin Kripto Ini Diprediksi Bakal Meroket Tahun 2026
-
IHSG Bangkit Setelah Libur Panjang, Kembali ke Level 8.600
-
Pemerintah Mulai Tentukan Lokasi Hunian Tetap untuk Korban Banjir Sumatera