Suara.com - Stabilitas politik suatu negara menjadi salah satu kunci suksesnya bisnis pariwisata. Ini rumusan baku. Akan tetapi dalam perkembangannya, kondisi lapangan bisa berbeda.
Inilah potret pariwisata Afghanistan. Pada 2021 mengantongi 691 wisatawan asing. Pada 2022, angkanya meningkat menjadi 2.300. Lantas 2023 berhasil menjaring 7.000 wisatawan asing atau mencapai lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Padahal dunia luar memandang tujuan wisata satu ini adalah ekstrem. Dalam arti keamanan dan keselamatan wisatawan menjadi topik utama.
Sebagaimana dikutip dari salah satu media kenamaan Britania Raya, The Express.
Afghanistan termasuk dalam risk map 2024, di mana negara ini diberi tingkat peringatan ekstrem tertinggi untuk keamanan karena tingkat kekerasan politik dan kerusuhan sosial, serta kejahatan dengan kekerasan mau pun kriminal kecil tanpa kekerasan seperti copet.
Kementerian Luar Negeri Inggris bahkan sampai menyarankan warga Britania Raya untuk tidak melakukan perjalanan ke salah satu negara Asia ini.
Bunyi imbauannya: "Warga tidak boleh melakukan perjalanan ke Afghanistan. Situasi keamanan tidak stabil. Perjalanan ke seluruh Afghanistan sangat berbahaya dan penyeberangan perbatasan mungkin tidak dibuka”.
Tidak cukup sampai sini, penerbitan visa bagi traveller juga sulit dan mahal.
Banyak negara memutuskan hubungan dengan Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa. Juga tidak ada negara yang mengakui mereka sebagai penguasa sah negara itu.
Baca Juga: Bikin Bingung Antara PHK dan Sukses Jaringan Supercharger, Tesla Punya Alasan Bisnis Sendiri
Ibu kota Kabul memiliki penerbangan internasional terbanyak, namun tidak ada bandara Afghanistan yang memiliki rute langsung dengan pasar wisata utama. Antara lain seperti Tiongkok, Eropa, atau India.
Dipandang kurang memberikan profit serta antisipasi keamanan penumpang, sebagian besar maskapai penerbangan menghindari wilayah udara Afghanistan.
Belum lagi sampai di destinasi, ada permasalahan dengan jaringan jalan yang setengah beraspal atau bahkan tidak ada sama sekali di beberapa wilayah di negeri itu.
Namun hal ini tidak menghentikan wisatawan, dengan jumlah pelancong yang perlahan meningkat setiap tahunnya.
Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Afghanistan berasal dari Tiongkok.
Menurut analisa Euronews, peningkatan jumlah wisatawan ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya koneksi penerbangan dengan hub seperti Dubai. Sedangkan dari pihak konsumen, yaitu wisatawan, ada kebanggaan tersendiri saat berlibur ke tujuan yang tidak biasa.
Berita Terkait
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Waspada Cuaca Kamis Ini! BMKG: Hujan Petir Mengintai Jakarta, Mayoritas Kota Besar Basah
-
Deadline 2026! Pemerintah Kejar Target Kemiskinan Ekstrem: Daerah Wajib Lakukan Ini...
-
Waspada! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem: Hujan Deras, Angin Kencang, Banjir Rob Ancam RI Hari Ini
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
BGN Bentuk Tim Sendiri Teliti Keracunan MBG: Apa Betul Keracunan atau Alergi?
-
Lagi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 3,5 Persen
-
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
-
Pemda Kaltim Protes Dana Transfer Daerah Dipotong: Kami Penyumbang Penerimaan Negara!
-
Didorong Keputusan The Fed, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
-
Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600
-
Bea Cukai Siap-siap! Menkeu Purbaya Incar Becuk dan e-Commerce "Sweeping" Rokok Ilegal
-
Akui Bunga Kredit Perbankan Lambat Turun, BI Minta Tolong ke Pemerintah dan Pengusaha
-
RS Azra Percayakan Implementasi Host Bridging System Kepada AdMedika Untuk Percepat Layanan Pasien
-
5 Fakta Krisis Singapura: Harga Sewa Melambung hingga Restoran Tutup