Suara.com - Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 73,5 miliar pada semester I tahun 2024. Raihan laba bersih itu naik 13,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama NICL, Ruddy Tanaka mengatakan, meski dari segi omzet penjualan pada periode ini menurundibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, namun dari sisivolume penjualan mengalami peningkatan yang cukupsignifikan, yakni sebesar 4,2% dari 679.066 MT menjadi 707.597 MT.
Adapun, pada periode yang sama penjualan perseroan turun 11,95 persen menjadi Rp 419 miliar, Penurunan ini, imbas harga rata-rata nikel ikut alami penurunan.
"Perseroan berhasil melakukan efisiensi sekaligus mengoptimalkan sumber daya yang ada di tengah kondisi operasional yang cukup menantang yakni, adanya kendala curah hujan yang cukup tinggi pada periode Januari hingga Juni 2024, Perseroan masih bisa meningkatkan volume penjualan pada semester 1 tahun ini," ujarnya di Jakarta yang dikutip, Jumat (26/7/2024).
Pada sisi neraca, hingga 30 Juni 2024, NICL membukukan peningkatan total aset sebesar 7,22 persen menjadi sebesar Rp 918,7 miliar jika dibandingkan. Sedangkan, ekuitas tercatat tumbuh sebesar 4,88 persen menjadi sebesar Rp 781,8 miliar.
Peningkatan ini tersebut dikontribusikan oleh peningkatan laba tahun berjalan Perseroan.
Dalam hal ini, NICL juga menargetkan produksi nikel pada tahun 2024 sebesar2.600.000 metrik ton (MT), meningkat 41 persen dari realisasiproduksi tahun 2023 sebesar 1.847.000 MT.
Target produksi tersebut juga untuk bijih nikel kadar Ni 1,30 persen - 1,50 persen. Peningkatan target produksi ini didasari dengan adanyapermintaan market yang semakin meningkat karena semakinbanyak smelter yang beroperasi.
Saat ini, Perseroan telah mendapatkan persetujuan RKAB periode 2024- 2026 dengan total volume penjualan yang telah disetujui sebesar 7.800.000 WMT. Untuk mendukung kinerja operasional dan terpenuhinya target perseroan, saat ini daya dukung infrastruktur tambang yang telah dimiliki baik berupa angkutan jalan tambang dan juga Pelabuhan dalam tahap peningkatan dan pengembangan untuk beroperasi secara maksimal.
Baca Juga: Emiten Sawit TPAG Raup Laba Bersih Rp 1 Triliun di Semester I-2024
Ruddy merasa optimis bahwa peningkatan produksi tersebut relevan terhadap suplai and permintaan dengan kondisi perkembangankebutuhan industri nikel yang semakin meningkat. Informasi terakhir dari kementerian ESDM, RKAB yang disetujui sebesar 240juta ton.
Kendala yang dihadapi dilapangan saat ini adalahcuaca dan ketersediaan alat – alat produksi, kondisi ini menyebabkan tidak terpenuhinya suplai
"Dukungan pemerintah untuk industri nikel memberikan optimisme kepada Perseroan untuk meningkatkan produksinikel, dengan adanya peningkatan produksi akan memberikan dampak yang positif bagi kinerja operasional dan keuangan kami yang nantinya akan tercermin dalam peningkatan laba bersih perseroan. Pada akhirnya akan memberikan nilai tambah yang positif bagi pemegang saham dan stakeholder," pungkas Rudy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
BGN Bentuk Tim Sendiri Teliti Keracunan MBG: Apa Betul Keracunan atau Alergi?
-
Lagi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 3,5 Persen
-
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
-
Pemda Kaltim Protes Dana Transfer Daerah Dipotong: Kami Penyumbang Penerimaan Negara!
-
Didorong Keputusan The Fed, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
-
Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600
-
Bea Cukai Siap-siap! Menkeu Purbaya Incar Becuk dan e-Commerce "Sweeping" Rokok Ilegal
-
Akui Bunga Kredit Perbankan Lambat Turun, BI Minta Tolong ke Pemerintah dan Pengusaha
-
RS Azra Percayakan Implementasi Host Bridging System Kepada AdMedika Untuk Percepat Layanan Pasien
-
5 Fakta Krisis Singapura: Harga Sewa Melambung hingga Restoran Tutup