Suara.com - Jelang akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo pada Oktober nanti, utang Indonesia melejit. Presiden terpilih, Prabowo Subianto memikul tugas cukup berat terkait hal ini.
Pasalnya, utang pemerintah Indonesia per Juni 2024, mencapai Rp 8.444,87 triliun. Jumlah ini naik Rp 91,85 triliun dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2024 yang sebesar Rp 8.353,02 triliun, dan naik Rp 639,68 triliun dibandingkan dengan posisi Juni 2023 yang sebesar Rp 7.805,19 triliun.
Utang Indonesia yang naik ini berdampak pada rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dari 38,71 persen menjadi 39,13 persen pada Juni 2024.
Namun, meskipun naik, rasio ini masih di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, utang pemerintah terdiri dari dua jenis, yaitu surat berharga negara (SBN) dan pinjaman. Mayoritas utang pemerintah, sebesar 87,85 persen, berasal dari SBN, sementara sisanya sebesar 12,15 persen berasal dari pinjaman.
Utang dalam bentuk SBN mencapai Rp 7.418,76 triliun, yang terdiri dari SBN domestik sebesar Rp 5.967,70 triliun (Surat Utang Negara Rp 4.732,71 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara Rp 1.234,99 triliun) dan SBN valuta asing sebesar Rp 1.451,07 triliun (Surat Utang Negara Rp 1.091,63 triliun dan SBSN Rp 359,44 triliun).
Sementara, pinjaman pemerintah tercatat sebesar Rp 1.026,11 triliun per akhir Juni 2024, yang terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp 38,10 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp 988,01 triliun.
Pinjaman luar negeri ini terdiri dari pinjaman bilateral sebesar Rp 263,72 triliun, multilateral sebesar Rp 600,47 triliun, dan commercial banks sebesar Rp 123,83 triliun.
Eks Direktur Bank Dunia itu juga menjelaskan bahwa pengelolaan portofolio utang berperan penting dalam menjaga kesinambungan fiskal. Pemerintah konsisten mengelola utang dengan cermat dan terukur, menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal.
Baca Juga: Timpangnya Harga Motor Jokowi dan Basuki Hadimuljono saat Touring di IKN: Ada yang Nunggak Pajak?
Hingga akhir Juni 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah Indonesia dianggap cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) selama 8 tahun.
Disiplin pemerintah dalam mengelola utang turut berkontribusi pada penilaian positif dari lembaga pemeringkat kredit seperti S&P, Fitch, Moody's, R&I, dan JCR, yang mempertahankan sovereign credit rating Indonesia pada level investment grade di tengah dinamika perekonomian global dan volatilitas pasar keuangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI