Komisaris Utama/Komisaris Independen: Heru Winarko
Komisaris: Dedi Syarif Usman - Komisaris: T. Iskandar
Komisaris Independen: Muhamad Salim
Komisaris Independen: Addin Jauharudin
Komisaris Independen: Muradi Direksi
Direksi
Direktur Utama: Muhammad Hanugroho
Direktur Keuangan: Wiwi Suprihatno
Direktur Risk Management, Legal, dan QSHE: Anton Rijanto
Direktur Business Strategic, Portfolio, dan Human Capital: Rudi Purnomo
Direktur Operasi I: Ari Asmoko
Direktur Operasi II: Dhetik Ariyanto
Disisi lain Waskita Karya harus menanggung utang yang menumpuk, tercatat utang WSKT mencapai Rp82,107 triliun. Terdiri dari utang jangka pendek Rp18,7 triliun per Juni 2024. Angka ini susut 17,9 persen ketimbang akhir 2023 yang mencapai Rp22,838 triliun.
Namun, kewajiban jangka panjang WSKT mengalami kenaikan 3,6 persen ketimbang akhir 2023, menjadi Rp63,3 triliun. Akibatnya, keuangan WSKT mengalami defisit hingga Rp15,8 triliun per Juni 2024.
Sementara dari sisi kinerja keuangan sampai enam bulan pertama tahun ini Waskita Karya mencatat pendapatan usaha perseroan mengalami penurunan 15,19 persen menjadi Rp 4,47 triliun dari Rp 5,27 triliun yang dicatatkan pada semester I 2023.
Seiring dengan turunnya pendapatan usaha, beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 3,88 triliun pada semester I 2024 dari Rp 4,81 triliun pada semester I 2023. Sehingga, perseroan membukukan laba kotor Rp 595,5 miliar, naik dari Rp 462,58 miliar yang dibukukan pada semester I 2023.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban penjualan sebesar Rp 76,72 miliar, beban umum dan administrasi RP 703,52 miliar, beban non contributing plant Rp 63,14 miliar, dan beban pajak final Rp 59,5 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 402,47 miliar, keuntungan selisih kurs RP 21,29 miliar, dan beban lain-lain Rp 204,7 miliar.
Baca Juga: Bos Bank Neo Commerce Buka-bukaan Soal Jeroan Keuangan di Semester I 2024
Pada periode tersebut, perseroan juga membukukan beban keuangan RP 2,3 triliun, bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 180 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,16 triliun. Rugi itu naik dibanding rugi semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,07 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya