Suara.com - PT Pertamina (Persero) tengah meracik bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF). Salah satunya, mengubah minyak bekas pakai atau jelantah menjadi avtur.
SVP Business Development Pertamina, Wisnu Medan Santoso mengatakan, kekinian perseroan tengah merumuskan bagaimana cara pengumpulan minyak jelantah yang akan diubah untuk avtur.
Misalnya, metode pengumpulannya, di mana masyarakat akan mengumpulkan minyak jelantah di SPBU-SPBU milik Pertamina.
"Kita lagi explore opsi-opsi lah, karena kita kan punya SPBU, agen-agen yang cukup banyak ya di seluruh Indonesia,"ujar Wisnu di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Menurut dia, rencana kebijakan ini juga butuh dukungan masyarakat yang mengumpulkan minyak jelantah. Karena, jalannya rencanan ini tergantung dari pasokan minyak jelantah.
"Itu belum firm sih. Kita baru eksplorasi, baru brainstorming aja ini (pengumpulan minyak jelantah di SPBU, tapi tanpa feedstock yang cukup memang agak sulit mengembangkan proyeknya," jelas dia.
Rencana pengubahan ini pernah dibicarakan juga oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah atau used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan?" tulis Luhut di akun Instagram pribadinya.
Menurut Luhut praktik ini sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Di samping itu, Indonesia memiliki potensi pasokan 1 juta liter minyak jelantah tiap tahunnya, dimana 95 persennya di ekspor ke beberapa negara.
Baca Juga: Sudah Mahal dan Tak Ramah Lingkungan, Pemerintah Minta Maskapai Tinggalkan Avtur
Merubah minyak jelantah menjadi Avtur lanjut Luhut membuka peluang baru bagi industri migas dan penerbangan nasional, karena bisa menghemat penggunaan bahan bakar avtur.
Berdasarkan data IATA, Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade kedepan. Dengan asumsi kebutuhan bahan bakar ini mencapai 7.500 ton liter hingga 2030. Sebagai informasi, Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi sudah melakukan uji coba statis yang sukses dari SAF, untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B. Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur