Suara.com - Sucor Sekuritas merekomendasikan sahan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebagai High Alpha Stock, atau saham dengan pengembalian yang jauh melebihi rata-rata pasar.
Saham BRPT dapat menjadi salah satu pilihan menarik bagi para investor didukung oleh kombinasi faktor fundamental yang kuat dan pendorong momentum yang signifikan.
Arief Putra, seorang analis dari Sucor Sekuritas menyatakan, secara historis, BRPT telah muncul sebagai penerima manfaat utama dari situasi ini.
"Kali ini, kami yakin BRPT kemungkinan akan kembali muncul sebagai saham dengan potensi high-alpha, didorong oleh empat faktor fundamental yang kuat dan dua katalis momentum yang signifikan,” kata Arief ditulis Rabu (11/9/2024).
Dalam konteks performa historis, BRPT telah menunjukkan peningkatan harga lebih dari 600% sejak tahun 2000, mengungguli banyak perusahaan sejenis yang hanya mencatat kenaikan sekitar 500% selama tujuh reli pasar terakhir.
Namun, pada reli pasar terbaru, harga saham BRPT hanya naik 2%, tertinggal 12% dari pesaingnya. Hal ini menunjukkan adanya ruang pertumbuhan yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dan menjadi peluang bagi investor untuk masuk.
Faktor fundamental yang kuat, sebagaimana yang dimaksud oleh Arief adalah BRPT melalui anak perusahaannya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), di mana BRPT memiliki 35% saham.
TPIA berada di ambang dua perkembangan besar, pertama adalah akuisisi 80% saham Shell oleh TPIA yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan TPIA hingga enam kali lipat, mendorong pemulihan yang menguntungkan.
Kedua, spin-off Chandra Daya Investasi (CDI), anak perusahaan infrastruktur TPIA yang dimiliki 80%, baru-baru ini dilakukan dan diyakini akan membuka nilai serta meningkatkan valuasi TPIA dan BRPT.
Baca Juga: Anak Usaha Barito Pacific Group Luncurkan Properti dengan Harga Mulai dari Rp 870 Juta
Selain itu, dua anak perusahaan lain yang tidak kalah penting adalah operasi komersial penuh pembangkit listrik 2000 MW, di mana BRPT memiliki 34% saham, yang diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan asosiasi hingga USD 51 juta per tahun pada tahun 2025, serta kolaborasi anak perusahaan properti, Griya Idola.
Griya Idola berkolaborasi untuk menjual 400 hektar lahan industri dan residensial di pelabuhan Patimban dan Cikupa, dengan pendapatan tahunan diperkirakan mencapai USD 5 juta mulai tahun 2025.
Selain faktor fundamental, BRPT juga didukung oleh dua katalis momentum yang signifikan. Pertama adalah masuknya salah satu anak perusahaan BRPT yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ke Indeks FTSE Global Equity.
Hal ini diharapkan meningkatkan permintaan saham BREN dan mendorong kenaikan harga saham. Kedua, jika kenaikan ini terus berlanjut, investor dapat mengantisipasi BREN masuk ke indeks MSCI yang akan semakin meningkatkan permintaan saham.
Pendapat lain berasal dari Andreas Yordan Tarigan, analis dari Sucor Sekuritas, menyatakan BRPT sebagai holding dari TPIA dan BREN, dengan proposisi nilai yang lebih baik dan risiko bisnis yang terdiversifikasi.
"BRPT telah terbukti menjadi saham dengan kinerja luar biasa di pasar bullish. Oleh karena itu, target harga kami sebesar Rp.3.500 dapat dicapai mengingat pasar bullish jangka panjang,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Pasokan Listrik yang Andal Dinilai Jadi Penentu Peningkatan Produksi Migas
-
Pemicu IHSG Terus Bergerak Loyo dalam Dua Hari Ini
-
Menkeu Purbaya Ungkap Isi Pertemuan dengan Airlangga, Ini Bocorannya
-
Bank Mandiri Dukung Peluncuran KMILN, Akselerasi Layanan Diaspora Melalui Livin by Mandiri
-
Lawan Impor Kakao RI, COCO Lakukan Diversifikasi Besar-besaran
-
Bukan Hanya Produk, Tapi Proses! Mengapa Banyak UMKM Tidak Bertahan Lama?
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat Berkat Inflasi yang Terkendali
-
Harga Beras Anjlok di September, Begini Datanya
-
Inflasi dan Neraca Perdagangan Dorong Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini