Suara.com - Berita Tupperware bangkrut seakan sulit untuk dipercaya. Bagaimanapun perusahaan telah beroperasi sejak 77 tahun lalu. Kini berita Tupperware bangkrut membuat orang-orang yang belum tahu siapa pemilik perusahaan menjadi melontarkan tanya perusahaan Tupperware milik siapa?
Tupperware, merupakan merek ikonik yang diciptakan dan dirilis di Amerika pasca Perang Dunia II. Brand ini dikenal di seluruh dunia sebagai wadah penyimpanan makanan plastik yang kuat dan tahan lama. Perusahaan Tupperware berbasis di Florida belum lama ini menyatakan pailit dan diambang kebangkrutan.
Meskipun demikian, dalam beberapa hal merek berusia 77 tahun ini sebetulnya masih menjadi yang terbaik dalam produk rumah tangga meski banyak yang mencoba menyamainya. Merek Tupperware sudah dijual di hampir 70 negara. Perusahaan berhasil meraup penjualan tahunan sebesar $1,3 miliar pada tahun 2021. Akan tetapi, penghasilan tersebut turun sebanyak 18,7 persen di tahun 2023.
Pemilik Perusahaan Tupperware
Kini muncul pertanyaan perusahaan Tupperware milik siapa seiring berita kebangkrutannya. Dikutip dari berbagai sumber, nama Tupperware sendiri diambil dari nama penemu dan sekaligus pendiri perusahaan yakni Earl Tupper.
Earl Tupper merupakan seorang ahli kimia. Suatu hari, ia mendapat ide saat membuat cetakan di sebuah pabrik plastik tak lama setelah peristiwa Great Depression.
Earl Tupper berpikir jika dia bisa merancang segel kedap udara untuk wadah penyimpanan plastik, seperti yang ada di kaleng cat, dia bisa membantu keluarga korban perang menghemat uang, menyimpan makanan yang saat itu harganya mahal.
Wadah khas ini, yang masih dijual hingga hari ini membantu ibu rumah tangga mengkategorikan dan menyimpan makanan dengan mudah. Wadah makanan tersebut dalam sejarahnya disebut berhasil merevolusi cara dunia menyimpan, menyajikan, dan menyiapkan makanan.
Tupperware diciptakan didorong atas keinginan Earl Tupper untuk membantu menghemat waktu, uang, ruang, makanan, dan energi bagi orang-orang di seluruh dunia. Dari tahun 2020-2023, Tupperware adalah sponsor utama Pilar Ketahanan & Keberlanjutan National Parks Foundation (National Parks Foundation’s Resilience & Sustainability Pillar), yang menghasilkan 70 stasiun isi ulang air yang dipasang di tujuh taman nasional di seluruh AS.
Baca Juga: Tak Ada Job di TV, Sule Andalkan Pemasukan dari Kontrakan
Penyebab Tupperware Bangkrut
Penyebab Tupperware bangkrut adalah persaingan bisnis di segmen wadah penyimpanan makanan berbahan plastik telah meningkat secara dramatis. Banyak merek baru yang muncul menawarkan harga yang jauh lebih murah dari Tupperware sehingga konsumen beralih ke wadah dengan harga ekonomis tersebut.
Tupperware sudah berusaha untuk mempertahankan keuangan mereka dengan cara menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih rendah. Di tahun 2020, untuk pertama kalinya Tupperware melaporkan peningkatan penjualan pertama kalinya sejak tahun 2017. Itu artinya, sudah lama Tupperware menderita dari segi keuangan.
Harga saham perusahaan ikut memperburuk keadaan, di mana sudah turun sampai 50 persen pada bulan Maret 2023 lalu. Untuk mengurangi biaya operasional, Tupperware bahkan meninjau opsi Pemecatan Hubungan Kerja (PHK). Tak hanya itu, perusahaan juga meninjau portofolio real estate mereka untuk menemukan opsi penghematan keuangan perusahaan.
Tupperware selama ini berupaya memperbaiki struktur modal dan likuiditas jangka pendek. Mereka telah merekrut penasihat keuangan terpercaya untuk mendapatkan investor dan mitra potensial.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
-
OJK Umumkan 8 Emiten Bangkrut, Tak Wajib Laporkan Kondisi Keuangan
-
'Diskon' Mesin Cuci Super Murah, Karyawan Ini Bikin Perusahaan Rugi Miliaran karena Typo Harga!
-
Pabrik Kompor Gas Quantum Bangkrut, Gaji Karyawan Senilai Rp21 Miliar Belum Dibayar
-
Mayday! PMI Manufaktur Indonesia di Titik Nadir, Pabrik Terancam Bangkrut
-
Tak Ada Job di TV, Sule Andalkan Pemasukan dari Kontrakan
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!