Suara.com - Bank Indonesia (BI) optimistis kredit perbankan bakal melanjutkan tren pertumbuhan yang tinggi meski sedikit melambat pada Agustus 2024.
Pertumbuhan kredit bank pada Agustus tercatat sebesar 11,40 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dari kinerja Juli sebesar 12,40 persen yoy.
“Memang kalau dibandingkan Juli, angkanya melambat. Tapi, ini lebih banyak disebabkan oleh kredit valas. Karena apresiasi nilai tukar rupiah, maka kredit valas seolah-olah kecil. Dampak dari apresiasi seperti itu,” kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (18/9/2024).
Namun, Juda menyatakan, pertumbuhan kredit tetap dalam level yang kuat, dan diyakini bakal terus melanjutkan tren pertumbuhan yang kuat di kisaran 10-12 persen pada tahun ini.
Optimisme tersebut didukung oleh sejumlah indikator. Pertama, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dinilai masih cukup tinggi, yaitu 7 persen yoy.
Kedua, alat likuid perbankan juga disebut masih cukup besar, di mana rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi sebesar 25,37 persen.
Menurut Juda, kinerja ini mengindikasikan alat likuid seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masih banyak dimiliki oleh bank.
Ketiga, kemungkinan ekspansi fiskal oleh pemerintah. Juda mengatakan, pemerintah biasanya melakukan ekspansi fiskal pada kuartal IV. Hal ini akan mendorong penghimpunan DPK perbankan yang akhirnya dapat menopang penyaluran kredit dari sisi suplai.
Keempat, masih terbukanya pendanaan atau funding dari non-DPK. Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) saat ini masih menunjukkan ruang yang cukup besar.
Baca Juga: Gelorakan Semangat Berbisnis, Bank Mandiri Kembali Gelar Wirausaha Muda Mandiri 2024
Kelima, pemangkasan suku bunga acuan BI atau BI-Rate yang turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Juga optimistis penurunan ini bakal meningkatkan permintaan kredit, termasuk mendorong biaya dana (cost of fund/CoF) menjadi lebih murah.
“Kalau secara industri, total kredit yang disalurkan sudah mencapai 51 persen dari rencana bisnis bank-bank. Ini cukup besar,” tambah dia.
BI juga mencatat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Juli 2024 tergolong kuat yang tercatat tinggi sebesar 26,56 persen, sehingga mampu menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada Juli 2024 terjaga rendah, sebesar 2,27 persen (bruto) dan 0,79 persen (neto).
Ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan juga ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga, sebagaimana hasil stress test perbankan terkini.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Cara Mudah Beli Obligasi Pemerintah, Pilihan Investasi Aman untuk Pemula
-
GOTO Masih Belum Kasih Bocoran Agenda RUPSLB, Benarkah Patrick Walujo Diganti?
-
Ekonom: Industri Etanol Tak Hanya Untungkan Korporasi, Tapi Buka Lapangan Kerja Baru
-
BSI Akhirnya Kantongi Izin Simpanan Emas dari OJK
-
Industri Pertambangan Indonesia Mulai Beralih Gunakan AI
-
Meski Rupiah Loyo, IHSG Tetap Perkasa Menghijau Didorong Data-data Ekonomi Domestik
-
Cara Klaim BPJS Ketenagakerjaan, Bisa Online Maupun Offline
-
Transaksi Aset Kripto RI Tiba-tiba Lesu, Pelaku Pasar Ungkap Biang Keladinya
-
Platform Kripto Global Sebut RI Mesin Pertumbuhan Blockchain Paling Penting di Dunia
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah Rabu Sore, Ini Pemicunya