Suara.com - Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperlihatkan prestasi membanggakan. Terkini, emiten berkode BBRI ini mencatat pertumbuhan aset konsolidasi yang berkelanjutan, mencapai angka tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Pada akhir triwulan II 2024, BRI berhasil mencatatkan total aset konsolidasian sebesar Rp 1.977,37 triliun, meningkat 9,54% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, pada triwulan II 2019, total aset BRI tercatat sebesar Rp 1.288,19 triliun. Ini berarti dalam lima tahun terakhir, aset BRI telah meningkat sebesar Rp 689,18 triliun atau sekitar 53,4%.
Laporan keuangan untuk triwulan II 2024 menunjukkan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen BRI dalam memberdayakan segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam laporan tersebut, porsi penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 81,96% dari total kredit yang disalurkan, setara dengan Rp 1.095,64 triliun. Secara keseluruhan, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.336,78 triliun hingga akhir triwulan II 2024, yang mencerminkan pertumbuhan tahunan sebesar 11,2%.
Rincian lebih lanjut menunjukkan bahwa kredit untuk segmen mikro mencapai Rp 623,01 triliun, sedangkan untuk segmen kecil dan menengah adalah Rp 273,81 triliun. Selain itu, kredit untuk segmen konsumer tercatat sebesar Rp 198,82 triliun dan kredit korporasi mencapai Rp 241,15 triliun.
BRI menegaskan bahwa penghapusan piutang macet tidak berlaku untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), karena KUR adalah kredit yang masih aktif dan bertujuan untuk mendukung perkembangan UMKM.
Direktur Utama BRI, Sunarso, juga mengingatkan pentingnya sosialisasi mengenai kebijakan ini agar masyarakat memahami dengan jelas kriteria yang berlaku. Ia menekankan bahwa meskipun kebijakan ini memberikan kelonggaran bagi UMKM yang kesulitan membayar utang, perlu dihindari potensi moral hazard yang bisa muncul dari nasabah maupun bank itu sendiri.
Sunarso mengusulkan pembentukan tim verifikasi oleh pemerintah untuk memastikan data yang diajukan oleh bank akurat dan sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan langkah ini, diharapkan penghapusan tagihan dapat dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.
Baca Juga: Hapus Utang UMKM Tak Berlaku Bagi KUR, BRI Siapkan Strategi Implementasi PP 47/2024
BRI berkomitmen untuk terus mendukung UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga akhir triwulan III 2024, rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI tercatat membaik menjadi 2,90%, menurun dari sebelumnya yang berada di angka 3,07%.
Dengan fokus pada pemberdayaan UMKM dan pengelolaan risiko yang baik, BRI optimis dapat terus mencatatkan kinerja positif di masa depan meskipun menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Shell Akan Kembali Garap 5 Blok Migas Indonesia
-
Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR Senilai Rp147,2 Triliun
-
Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
-
Apindo Nilai Janji 19 Juta Lapangan Kerja dari Prabowo Tidak Realistis
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?