Suara.com - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melaporkan bahwa total dana yang disalurkan untuk Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mencapai Rp9,83 triliun antara tahun 2017 hingga Oktober 2024. Dana ini digunakan untuk merevitalisasi lahan seluas 351.267 hektare (Ha) yang melibatkan 157.883 pekebun.
Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman menyampaikan, selain itu, untuk program dukungan sarana dan prasarana, BPDPKS telah menyalurkan sekitar Rp258 miliar.
Eddy menjelaskan bahwa kedua program tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia. BPDPKS juga menjalankan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk memperkuat kapasitas dan kapabilitas pekebun, baik secara teknis maupun manajerial.
Hingga Oktober 2024, dana sebesar Rp697 miliar telah disalurkan untuk program SDM, yang mencakup 9.265 mahasiswa dari keluarga pekebun sawit rakyat. Selain itu, 21.366 orang telah mengikuti pelatihan pengelolaan perkebunan kelapa sawit. BPDPKS berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dalam pelaksanaan program ini.
Pemerintah juga terus mendorong riset terkait kelapa sawit, baik di sektor hulu maupun hilir, untuk meningkatkan kualitas, produktivitas kebun, serta diversifikasi produk hilir kelapa sawit. BPDPKS melaporkan telah mengalokasikan Rp689 miliar hingga Oktober 2024 untuk mendanai 349 riset yang melibatkan 1.212 peneliti, bekerja sama dengan 89 lembaga penelitian dan melibatkan 383 mahasiswa.
Eddy menambahkan, dukungan untuk riset sangat penting, mengingat prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran yang mendorong pengembangan hilirisasi komoditas, khususnya kelapa sawit.
"Hilirisasi industri perkebunan terus digalakkan oleh pemerintah, termasuk produk-produk dari sektor perkebunan," ujarnya dalam acara Sosialisasi Pelaksanaan Ekspor dan Pungutan Ekspor atas Kelapa Sawit, CPO, dan Produk Turunannya di Surabaya, Kamis, (21/11/2024).
Industri kelapa sawit sendiri merupakan salah satu kontributor utama ekspor non-migas Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan hingga September 2024, ekspor non-migas Indonesia tercatat mencapai 181,14 miliar dolar AS, dengan 14,43 miliar dolar AS atau sekitar 10,18 persen berasal dari minyak kelapa sawit.
"Data ini menunjukkan betapa strategisnya peran industri kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia," tutup Eddy.
Baca Juga: Khawatir Suplai Sawit Indonesia Tak Menentu, Importir Siapkan Alternatif
Berita Terkait
-
Langkah Nyata Cegah Bentrok, Jakarta Timur Tutup Akses Tawuran di Tembok Pinggir Rel
-
Sambut Baik Pemangkasan Pungutan, Gapki Optimistis Ekspor CPO Bisa Meningkat
-
BPDPKS Turunkan Target Pungutan Ekspor Sawit Jadi Rp 24 Triliun di 2024
-
BPDPKS Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Eksportasi dan Pungutan Ekspor Sawit
-
Holding Perkebunan Nusantara Siap Implementasikan Intercropping Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit Rakyat
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
IHSG Loyo di Akhir Perdagangan ke Level 8.300, Diwarnai Aksi Ambil Untung Hari Ini
-
Inovasi Daur Ulang Sampah Plastik BRI Dapat Dukungan Menteri UMKM dan Raffi Ahmad
-
Gubernur BI: Redenominasi Rupiah Perlu Waktu 6 Tahun
-
Hampir Rampung, Ini Kelebihan Kilang Minyak Balikpapan yang dikelola Pertamina
-
Buruh Tolak Kenaikan Upah 3,5 Persen: Masak Naiknya Cuma Rp80 Ribu
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
Jamkrindo Catatkan Laba Sebelum Pajak Rp 1,28 Triliun Hingga Oktober 2025
-
Sumbang PDB 61 Persen, UMKM RI Harus Naik Kelas
-
Kementerian UMKM Buka-bukaan Harga Satu Balpres Baju Thrifting
-
Serahkan Rp 6 Triliun ke BSN, BTN Akan Terbitkan Obligasi Untuk Tambah Modal