Suara.com - Harga Bitcoin (BTC) berhasil menembus level psikologis US$100.000 pada hari ini, Kamis (5/12/2024) , sebuah pencapaian yang menandai tonggak penting bagi para trader kripto dan investor.
Kenaikan ini terjadi setelah kemenangan Partai Republik dalam pemilihan presiden AS, yang dipandang sebagai akhir dari kebijakan ketat terhadap mata uang kripto yang diterapkan oleh pemerintahan Biden.
Kenaikan harga Bitcoin ini juga dipicu oleh pengumuman Presiden terpilih Donald Trump mengenai penunjukan Paul Atkins, mantan komisaris SEC, sebagai pengganti Gary Gensler di posisi ketua SEC. Dalam sebuah postingan di Truth Social, Trump menyoroti dukungan Atkins terhadap aset digital, menyatakan bahwa inovasi ini penting untuk kemajuan ekonomi Amerika.
Di bawah pemerintahan Trump, banyak yang berharap akan ada regulasi yang lebih ramah terhadap kripto. Trump juga menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan dan Howard Lutnik sebagai Kepala Departemen Perdagangan, yang keduanya dikenal memiliki pandangan positif terhadap industri kripto.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui legitimasi Bitcoin dengan menyamakan aset digital ini dengan emas, tetapi dalam bentuk virtual. Kenaikan harga Bitcoin tidak hanya didorong oleh perubahan politik, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti siklus halving Bitcoin dan masuknya institusi besar ke dalam pasar kripto.
Siklus Halving Bitcoin
Siklus halving Bitcoin terjadi setiap empat tahun dan berfungsi untuk mengurangi jumlah Bitcoin yang dihasilkan melalui penambangan. Halving terakhir pada April 2024 mengurangi imbalan penambangan menjadi 3,125 BTC per blok. Dengan pasokan yang semakin terbatas dan permintaan yang terus meningkat, harga Bitcoin diperkirakan akan terus naik.
Setelah SEC menyetujui ETF Bitcoin spot pada Januari 2024, banyak investor institusi mulai memasuki pasar kripto. Hal ini memberikan dorongan signifikan bagi harga Bitcoin. BlackRock, salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia, bahkan mengubah pandangannya terhadap Bitcoin setelah CEO-nya mengakui potensi aset digital ini.
Faktor Penguatan BTC
Baca Juga: Kisah Orang Beli 1000 Bitcoin Tahun 2013, Kini Jadi Orang Super Kaya Berharta Triliunan
Kemenangan Trump dalam pemilihan presiden dianggap sebagai katalisator bagi lonjakan harga Bitcoin. Banyak analis percaya bahwa dengan kontrol penuh Partai Republik atas pemerintahan, ada peluang lebih besar untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan industri kripto.
Dalam konteks inflasi global dan ketidakpastian ekonomi, Bitcoin semakin dilihat sebagai alternatif investasi. Dengan inflasi di AS mencapai puncaknya pada 9,1% pada tahun 2022 dan suku bunga yang terus meningkat, banyak investor beralih ke aset digital sebagai pelindung nilai.
Dikutip via Cointelegraph, sejumlah analis berani memprediksi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$200.000 (sekitar Rp3,1 miliar) pada akhir 2025. Dengan semakin banyaknya institusi yang berinvestasi dan dukungan regulasi yang lebih baik di bawah pemerintahan baru, prospek untuk pertumbuhan lebih lanjut tampak cerah.
Dengan semua faktor ini bersatu, Bitcoin kini tidak hanya menjadi aset digital tetapi juga simbol perubahan dalam dunia keuangan global.
Desclaimer: Redaksi Suara.com tidak pernah meminta atau merekomendasikan pembaca untuk investasi atau transaksi apapun. Redaksi hanya menyampaikan informasi, dan keputusan serta risiko sepenuhnya di tangan pembaca.
Berita Terkait
-
Aksi Gila Bos Kripto Makan Pisang Seharga Rp98 Miliar, Ini Kisah di Baliknya
-
Perdagangan Kripto Kalahkan Pasar Saham di Korea Selatan, Hampir Tembus Rp300 Triliun!
-
Harga XRP Meroket, Akankah Bertahan? Analisis Teknis Ungkap Potensi Koreksi
-
Pasar Kripto Catat Rekor: Bitcoin, Altcoin dan Memecoin Tunjukkan Tren Positif
-
Kisah Orang Beli 1000 Bitcoin Tahun 2013, Kini Jadi Orang Super Kaya Berharta Triliunan
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
Terkini
-
Target Swasembada Gula Putih 2026, Mentan Bakal Bongkar 300 Ribu Hektare Lahan Tebu
-
Mulai 2026, Utang ke Pinjol Bakal Lebih Ketat
-
Target Harga CUAN Usai Borong Saham Milik Suami Puan Maharani
-
Terus Salurkan Bantuan, BRI Gelar Trauma Healing untuk Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera
-
OSL Group Perkuat Jejak Global, Bawa Standar Kepatuhan Hong Kong ke Pasar Kripto RI
-
Efek Domino Logam Mulia, Harga Minyak Dunia Melandai
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781
-
IHSG Memerah di Perdagangan Terakhir 2025, Cek Saham-saham Ini