Suara.com - Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI), Riyanto mengapresiasi gerak cepat jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjalankan program optimasi lahan rawa atau Oplah yang terbukti mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional selama gelombang panas el nino parah yang terjadi dua tahun lalu.
Menurut Riyanto, program tersebut bisa dirasakan masyarakat tahun ini, di mana pasokan panen raya melimpah sehingga berpengaruh terhadap harga beras yang mengalami deflasi di bulan November ini. Kata dia, deflasi tersebut menjadi tanda bahwa beras Indonesia tengah berada dalam posisi surplus.
“Kalau harga deflasi berarti beras kita surplus. Kenapa? Karena program intensifikasi lahan rawa, ekstensifikasi, dan penggunaan teknologi serta mekanisasi dari Kementan berhasil menjaga stabilitas produksi,” ujar Riyanto, Kamis, 4 Desember 2024.
Riyanto mengatakan, masalah beras menjadi krusial apabila tidak ditangani dengan baik, terutama menjelang hari raya besar seperti Natal dan tahun baru yang tinggal beberapa minggu lagi.
“Ini yang namanya solusi kongkrit, el nino waktu itu ditangani secara cepat sehingga hari ini beras kita turun,” katanya.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat anomali berupa deflasi pada komoditas beras. Pada November 2024, harga beras mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen. Deflasi ini terjadi di 26 provinsi, dengan penurunan terdalam tercatat di Papua Pegunungan sebesar 4,64 persen.
Adapun penyebab deflasi beras terjadi karena penurunan harga mulai dari gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), beras medium, dan premium. Untuk diketahui, harga Gabah Kering Panen turun sebesar 1,86 persen secara bulanan (month to month) dan 6,18 persen secara tahunan (year on year). Sementara untuk gabah kering giling turun sebesar 1,84 persen secara bulanan dan sebesar 8 persen secara tahunan.
Sementara untuk rata-rata harga beras di penggilingan pada bulan November 2024 turun sebesar 1,23 persen secara bulanan dan sebesar 3,79 secara tahunan.
Terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch. Arief Cahyono, menyatakan bahwa Kementan terus berupaya memperkuat produksi pangan dari waktu ke waktu melalui berbagai program jangka panjang dan juga memberikan bantuan kebutuhan petani.
Baca Juga: Mentan Amran Banjir Pujian dari Komisi IV DPR RI Setelah Dapat Apresiasi dari Presiden
“Kami menyiapkan benih, pupuk, dan sarana produksi lainnya untuk memastikan keberlanjutan produksi,” katanya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan produksi pangan Indonesia mengalami kenaikan. Bahkan, cadangan beras di Indonesia saat ini terbesar selama beberapa tahun terakhir.
Presiden Prabowo pun optimistis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan pada 2025.
“Yang ada di gudang kita saya kira 2 juta ton dan sangat besar. Keyakinan saya 2025 kita tidak akan impor lagi. Bahkan cadangan kita cukup. Ini berita yang baik dan ini sekali lagi karena kerja keras saudara-saudara,” jelasnya.
Berita Terkait
-
Akselerasi Swasembada Pangan, Kementan Kolaborasi dengan Kemen PU dan TNI untuk Penguatan Irigasi
-
Kementan Alokasikan Rp23,61 Triliun dari Anggaran 2025 untuk Swasembada Beras
-
Mentan Amran Banjir Pujian dari Komisi IV DPR RI Setelah Dapat Apresiasi dari Presiden
-
Kementan Tegaskan Alokasi Pupuk dalam e-RDKK Tidak Bisa Diperjualbelikan
-
Wamentan Sudaryono Dorong Optimasi Lahan Rawa Capai 106 Ribu Hektar dan 150 ribu Hektar Cetak Sawah Baru di Sumsel
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Meski Ada Israel, Airlangga Ngotot Indonesia Tetap Masuk Keanggotaan OECD
-
Harga Minyak Menguat Lagi: AS Bersiap Tambah Pencegatan Kapal Tanker Venezuela
-
Cara Mendapatkan Promo Shopee 12.12, Trik Jitu Biar Gak Kehabisan Diskon
-
Harga Tiket Pesawat Meroket Meski Pemerintah Bilang Ada Diskon Nataru, Apa yang Terjadi?
-
Progres Pemulihan Listrik Pasca-Bencana: Aceh 33 Persen
-
OJK Proses Izin Dua Calon Lembaga Bursa Aset Kripto, Siapa Saja?
-
Diminta OJK Perbanyak Porsi, Proyeksi Keuangan Hijau Bakal Naik pada 2026
-
Mentan Amran: Korban Bencana Sumatra Harus Dibantu, Negara Memanggil!
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar Amerika Loyo ke Rp16.667
-
IHSG Bergerak 2 Arah di Awal Sesi Hari Ini, Tapi Cenderung Melemah