Suara.com - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia menunjukkan keunggulan yang tak kalah dibandingkan perusahaan besar. Data terbaru dari Mekari, mengungkapkan bahwa lebih dari 60 persen transaksi internasional dalam valuta asing dilakukan oleh UMKM.
UMKM kini semakin terhubung dengan mitra internasional untuk pengadaan barang dan jasa, berkat dukungan teknologi finansial yang mempermudah transaksi lintas negara.
Chief Business Officer Mekari, Jansen Jumino, menyatakan bahwa UMKM Indonesia telah memanfaatkan jaringan bisnis global untuk mendukung operasional mereka.
"UMKM yang aktif bertransaksi dalam valuta asing tidak hanya bergerak di sektor ekspor-impor, tetapi juga dalam penyediaan jasa. Teknologi finansial memudahkan mereka bekerja sama dengan mitra internasional sebagai pemasok maupun pembeli," ujarnya seperti dikutip, Jumat (6/12/2024).
UMKM tercatat rata-rata melakukan delapan transaksi valuta asing setiap bulan, dengan tiga jenis transaksi utama yaitu pembayaran hutang usaha, kebutuhan perbankan, dan pengeluaran usaha.
Berdasarkan data Mekari, hingga 71 persen transaksi UMKM dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD). Ini selaras dengan dominasi Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama Indonesia. Mata uang lain yang sering digunakan adalah yuan Tiongkok (CNY) dan euro (EUR).
"Dominasi USD menunjukkan bahwa AS masih menjadi pasar signifikan bagi pelaku UMKM Indonesia," tambah Jansen.
Volume transaksi valuta asing UMKM memuncak pada kuartal pertama, khususnya Januari, ketika banyak pelaku usaha melakukan pembayaran tahunan kepada pemasok atau vendor luar negeri.
"Fluktuasi ini mencerminkan siklus bisnis UMKM yang dimulai dengan pengadaan barang atau jasa di awal tahun," jelas Jansen.
Baca Juga: Menteri UMKM: Jalin Lokal Jadi Ekosistem Kolaboratif bagi Pengusaha UKM
Jansen menyoroti pentingnya teknologi pembayaran global untuk membantu UMKM melakukan transaksi internasional dengan cepat, mudah, dan aman. Mekari Jurnal, salah satu solusi finansial dari Mekari, menyediakan fitur multi-currency yang memungkinkan konversi dan pengelolaan berbagai mata uang seperti USD dan yuan.
"Dengan dukungan infrastruktur teknologi yang efisien dan aman, arus barang, jasa, dan keuangan dapat berjalan lancar, menjaga stabilitas operasional dan produktivitas UMKM," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Harga Emas Naik Tipis Senin Ini: Antam Rp 2.414.000 per Gram, Galeri 24 2,3 Jutaan
-
Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Masa Pemerintahan Prabowo Menyenangkan
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit