Suara.com - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan pemberian insentif untuk sektor ritel guna meningkatkan daya saing industri tersebut.
Saat ditemui di Jakarta pada hari Selasa, Wamenperin menyatakan bahwa rencana insentif ini diusulkan mengingat potensi pengembangan sektor ritel yang masih cukup besar dan dampaknya yang luas terhadap masyarakat.
"Kami percaya sektor ini masih memiliki peluang untuk tumbuh secara signifikan. Oleh karena itu, kami sedang mengevaluasi kemungkinan memberikan insentif tambahan agar sektor-sektor ini dapat berkembang lebih baik di tahun depan atau beberapa tahun ke depan," ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa (17/12/2024).
Ia juga menambahkan bahwa dalam proses kajian insentif tersebut, mereka berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan.
"Kami perlu melibatkan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan untuk membahas isu ini dengan lebih mendalam, mengingat Kementerian Perekonomian memiliki beban yang berat dan Kementerian Keuangan juga harus bekerja keras untuk mencari sumber pendapatan baru," jelasnya.
Wamenperin mengakui bahwa pertumbuhan sektor ritel di Indonesia saat ini terhambat oleh masalah rantai pasok global.
"Saat ini, ada beberapa aspek yang terpengaruh akibat situasi rantai pasok di skala global," tuturnya.
Sebelumnya, sektor ritel di Indonesia dilaporkan mengalami penurunan, seperti yang dialami PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart yang terpaksa menutup 400 gerai sepanjang tahun 2024.
Menurut indeks penjualan riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Februari 2024, IPR tercatat meningkat menjadi 214,1, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,4 persen (year on year).
Baca Juga: Sikat Murah! Promo Susu di Alfamart Awal Desember 2024, Cek Yuk
Kinerja sektor ritel tersebut didorong oleh pertumbuhan di sektor makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami peningkatan sebesar 9,1 persen secara tahunan.
Peningkatan kontribusi dari ketiga sektor ini didominasi oleh pembelian dari kalangan menengah dan generasi milenial.
Berita Terkait
-
Nikmati Insentif Gede, Trio BYD, Citroen dan Aion Akan Bangun Pabrik di Indonesia
-
Produsen Mobil Hybrid Diminta Segera Mendaftar, Dapat Insentif PPnBM 3 Persen
-
PPN Resmi Naik, Pemerintah Kasih 'Gula-gula' Insentif 3 Persen Mobil Hybrid
-
Pemerintah Resmi Beri Insentif Mobil Hybrid, Bakal Hambat Pertumbuhan Mobil Listrik ?
-
Biang Kerok yang Buat Alfamart Tutup 400 Gerai Tahun Ini
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Catat! Jadwal Penyaluran Bansos Beras dan Minyak Goreng untuk 18 Juta KPM
-
Kisah UMKM Nanas Nadi: Naik Kelas Lewat KUR dan Layanan Digital BRI
-
4 Fakta Seleksi CPNS 2026: Prioritas Rekrutmen ASN atau PPPK?
-
India Bebaskan Pajak Bahan Pokok dan Kurangi Gunakan Produk Asing
-
Wirausahawan Muda Bakal Bermunculan Lewat Indonesian Entrepreneur Project
-
Mau Investasi AI, SoftBank Group Pangkas 20 Persen Karyawan
-
Pembiayaan KPR Bank Mega Syariah Raup Rp 334 Miliar
-
IHSG Masih Betah Bergerak di Level 8.000 pada Senin Pagi, Cek Saham yang Melonjak
-
Gelar RUPSLB, Emiten Produsen Gas Industri SBMA Rombak Jajaran Direksi Hingga Diversifikasi Bisnis
-
Gedung Pencakar Langit Paling Tips di Dunia Sewakan Penthouse Seharga Rp 1,8 Triliun