Suara.com - BRI UMKM EXPO(RT) 2025 menampilkan banyak bisnis usaha dari berbagai sektor. Acara yang digelar mulai 30 Januari hingga 2 Februari ini menghadirkan 1000 UMKM di Indonesia.
Salah satunya pada sektor makanan yang saat ini banyak diminati. Adapun, UMKM Cokelat nDalem ini menghadirkan varian cokelat yang berbeda baik dari rasa maupun jenisnya.
Meika Hazim yang merupakan pemilik dari
Cokelat nDalem mengatakan awal mula mendirikan usaha ini didasari kesukaanya dengan cokelat. Hal ini membuatnya bersama suami memilih membuka bisnis cokelat.
"Inspirasinya sebenernya hampir 12 tahun ini berdiri. Awalnya karena suka duluan dengan cokelat," kata Meika Hazim saat berbincang dengan Suara.com pada acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di BSD, Jumat (31/1/2025).
Kata dia, membuka bisnis cokelat ini tidaklah mudah. Apalagi pada tahun 2020 pandemi COVID-19 melanda membuatnya harus bisa bertahan dalam menjalankan bisnis.
"Pada akhirnya tantangan yang harus dihadapi yaitu mengetahi siapa pasar kita, siapa yang akan membeli produk kita. Terus habis itu, ketika kita sudah tahu pasarnya, produk apa yang disukai sama si pasar ini maka itu menjadi keunggulan," ceritanya.
Dia melanjutkan, beberapa varian favorit menjadi keunggulan dari Cokelat nDalem. Salah satunya adalah varian rasa segarnya Indonesia dan kopi Indonesia.
"Kita ada varian rasa kopi kalau di varian segarnya Indonesia punya rasa rujak, es cincau jeruk nipis, dan es kelapa muda cocopandan," imbuhnya.
Dalam pagelaran BRI UMKM EXPO(RT) 2025, dia pun menghadirkan produk terbarunya. Yakni stik biskuit dilapisi cokelat yang memiliki cita rasa pas di mulut. Adapun harganya Rp35 ribu.
Baca Juga: Target Ekspor UMKM Rp1,44 Triliun! BRI Dukung Penuh Lewat UMKM EXPO(RT) 2025
"Ngeluarin kayak Pocky, sebenarnya kita kepengen ketemu sama pasar yang sebenarnya mereka suka cemilan, tapi gak kepengen terlalu manis. Kayak gitu makanya kita buat stik biskuit," jelasnya
Dia menambahkan untuk konsumennya paling banyak adalah dari pulau Jawa hingga daerah lainnya. Bahkan, beberapa turis asing juga suka membeli Cokelat nDalam untuk dijadikan oleh-oleh.
" Konsumen banhak dari seluruh Indonesia ada juga dari luar seperti Malaysia, Singapur hingga Jepang yang dijadikan oleh-oleh," tandasnya.
Berita Terkait
-
Menang Tanpa Kebobolan Lawan Bali United, Bojan Puji Penampilan Teja Paku Alam
-
Malut United Tempuh 9 Jam Perjalanan untuk Hadapi Persijap Jepara
-
Telan 4 Kekalahan Beruntun, Persijap Jepara Bertekad Akhiri Puasa Kemenangan
-
Pelatih Persis Solo Sentil Fokus Pemain usai Kalah dari Persebaya Surabaya
-
Pelatih Persebaya Ungkap Rahasia Kalahkan Persis Solo
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
3 Fakta Pengungkapan TPPU PT UP: Sembunyikan Aset di Singapura, Rugikan Negara Rp317 M
-
Pertamina Pasok 100 Ribu Barel BBM Murni ke BP-AKR
-
BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum 2025: Wujud Nyata Dukung Indonesia Emas 2045
-
Relaksasi dari ESDM, Amman Dapat Kuota Ekspor 480.000 dmt Tembaga
-
Awal Pekan, Rupiah Demam Lawan Dolar Amerika
-
Penyebab Laba Bersih MedcoEnergi Turun 69 persen di Kuartal III-2025
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Jatuh Jadi Rp 2.278.000 per Gram
-
Jamkrindo Kucurkan Penjaminan Kredit Rp 186,76 Triliun Hingga September 2025
-
IHSG Berada di Zona Hijau pada Perdagangan Pagi ini
-
Pupuk Indonesia Groundbreaking Pabrik Soda Ash Pertama, Siap Hemat Devisa Rp1,25 Triliun Per Tahun