Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mencatatkan laba konsolidasian sebesar Rp60,64 triliun sepanjang 2024. Angka ini tumbuh 0,36% secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding 2023 yang sebesar Rp60,42 triliun.
Capaian ini menjadi bukti nyata ketangguhan BRI dalam menghadapi tantangan global. BRI berhasil menunjukkkan kinerja yang kuat dan stabil di tengah dinamika perekonomian. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam memperkuat permodalan dan likuiditas, tetapi juga mempertegas peran BRI sebagai pendorong utama ekonomi kerakyatan.
"Tidak hanya berhasil memperkokoh dan memperkuat ekonomi kerakyatan, BRI juga menghasilkan kinerja keuangan yang stabil di tengah situasi yang tidak mudah. Resiliensi atau ketangguhan kinerja keuangan BRI sepanjang tahun 2024 dicapai di tengah tantangan ekonomi global yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik serta tantangan likuiditas bagi industri perbankan," tutur Direktur Utama BRI, Sunarso dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 yang digelar secara daring pada Rabu, (12/2/2025).
Sepanjang 2024, BRI berhasil mempertahankan pertumbuhan yang sehat. Total aset perseroan tercatat sebesar Rp1.993 triliun, meningkat 1,42% secara tahunan (YoY). Keberlanjutan kinerja ini tidak terlepas dari strategi selektif dalam penyaluran kredit, di mana total kredit yang diberikan mencapai Rp1.355 triliun, tumbuh 6,97% YoY. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp1.110 triliun atau 82% dari total kredit disalurkan kepada sektor UMKM, mempertegas komitmen BRI dalam mendukung usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Di sisi kualitas aset, BRI juga mencatatkan perbaikan signifikan dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2,78% dari sebelumnya 2,95%. Selain itu, NPL Coverage Ratio yang mencapai 215% memastikan bahwa BRI memiliki pencadangan lebih dari cukup untuk mengantisipasi risiko kredit macet.
BRI juga terus memperkuat likuiditasnya dengan menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp1.365 triliun. Mayoritas dana tersebut berasal dari Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah yang berkontribusi sebesar 67,3%, setara dengan Rp919 triliun. Peningkatan porsi dana murah ini didorong oleh transformasi digital yang semakin memudahkan transaksi nasabah.
"Keberhasilan BRI dalam meningkatkan porsi dana murah secara berkelanjutan tidak lepas dari fokus perusahaan dalam meningkatkan dana berbasis transaksi. Salah satu faktornya adalah digitalisasi layanan perbankan melalui super app BRImo," kata Sunarso.
Tercatat, hingga akhir tahun 2024, pengguna super app BRImo mencapai 39 juta pengguna, meningkat 22% dibanding tahun sebelumnya. Volume transaksi melalui BRImo juga melonjak 34,57% menjadi Rp5.596 triliun, membuktikan pergeseran perilaku nasabah ke arah transaksi berbasis digital yang semakin dominan.
Dari sisi likuiditas, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI berada pada level 88,85%, mencerminkan kondisi yang sehat dan terkendali. Sementara itu, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 26,63%, menegaskan ketahanan permodalan BRI dalam menghadapi potensi risiko di masa depan.
Baca Juga: Mateo Kocijan Dapat Kartu Merah, Bojan Hodak: Saya Gak Tahu Kenapa
Sebagai Agent of Development, BRI terus memperkuat perannya dalam memberdayakan UMKM melalui berbagai inisiatif, termasuk program Holding Ultra Mikro (UMi) yang bersinergi dengan Pegadaian dan PNM. Hingga akhir 2024, Holding UMi telah melayani lebih dari 180 juta nasabah simpanan dan 37 juta nasabah pinjaman, dengan total penyaluran kredit mencapai Rp629 triliun.
Selain itu, BRI juga menjadi pemain utama dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total pembiayaan mencapai Rp185 triliun, yang menjangkau lebih dari 4 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Kehadiran jaringan Agen BRILink juga semakin memperluas akses layanan keuangan hingga ke pelosok negeri, dengan 1.064.000 agen yang tersebar di 67.000 desa, mencatatkan volume transaksi sebesar Rp1.583 triliun.
Di sisi pemberdayaan desa, program Desa BRILian telah membina 4.327 desa dalam pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal. BRI juga mengembangkan ekosistem digital bagi UMKM melalui Pasar Rakyat Indonesia (PARI) yang kini memiliki lebih dari 85.000 pengguna, serta program Klasterku Hidupku yang telah mengorganisir 38.574 klaster usaha di berbagai sektor.
"Dalam menghadapi tantangan ekonomi 2025, BRI akan terus menjaga stabilitas kinerja, memperkuat permodalan, dan berkomitmen dalam pemberdayaan UMKM. Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan, BRI optimistis dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi kerakyatan Indonesia," tutup Sunarso.
Berita Terkait
-
Belanja Pakai Kartu Kredit BRI di Alfamidi, Dapatkan Gulaku 1 Kg GRATIS!
-
Cara Ganti Nomor HP di BRImo, Ternyata Sangat Mudah!
-
Promo BRI di GS Supermarket: Borong Snack Korea, Dapat Samyang Gratis!
-
Taisei Marukawa Dapat Pujian Khusus dari Pelatih Dewa United, Ini Sebabnya
-
Persis Solo Ingin Jaga Tren Positif, Ini Target Ong Kim Swee
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,04% Q3 2025, Belanja Pemerintah Ikut Ngegas
-
Pinjaman KUR BRI di Bawah Rp100 Juta Tidak Wajib Pakai Agunan? Ini Penjelasannya
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas