Suara.com - Hasil riset menunjukkan jumlah kelas menengah Indonesia telah menyusut hingga 7 persen selama enam tahun terakhir. Masyarakat yang sebelumnya masuk dalam golongan kelas menengah, kini masuk golongan rentan miskin.
Sepanjang tahun 2014-2025, jumlah kelas menengah Indonesia turun tipis dari 17,24 persen menjadi 17,13 persen dari populasi domestik. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta jiwa pada 2024, setara dengan 17,13 persen proporsi masyarakat di Indonesia.
Jika dibandingkan tahun 2019, jumlah tersebut telah mengalami penurunan. Di mana tahun 2019, jumlah kelas menengah mencapai 57,33 juta jiwa atau setara dengan 21,45 persen dari total penduduk Indonesia.
Apabila dibandingkan, maka sampai akhir tahun 2024 telah terjadi penurunan sebanyak 9,48 juta jiwa pada kelas menengah saja. Mereka bergeser, dari status kelas menengah menjadi rentan miskin. Meskipun demikian, angka kemiskinan turun sekitar 8,57 persen hingga akhir 2024.
Agar jumlah kelas menengah Indonesia Kembali naik diperlukan adanya peningkatan jumlah pendapatan. Faktor Utama yang mempengaruhi jumlah kelas menengah Indonesia menurun adalah kenaikan Harga kebutuhan pokok, biaya Pendidikan dan Kesehatan yang semakin mahal, dan pendapatan masyarakat yang stagnan atau justru mengalami penurunan. Dalam keadaan seperti itu, masyarakat kelas menengah dan kelas menengah bawah semakin rentan.
Jumlah Kelas Menengah dan yang Menuju Kelas Menengah
Sementara itu, BPS juga mengungkap jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah Indonesia di tahun 2024 mencapai 66,33 persen dari total penduduk Indonesia. Asumsikan saja total jumlah penduduk Indonesia 200 juta, maka total jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah sekitar 132 juta penduduk.
Nilai konsumsi dari penduduk kelas menengah dan yang menuju kelas menengah ini mencapai 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data tersebut maka, kelas menengah dan yang menuju kelas menengah memiliki peranan penting untuk menguatkan ekonomi nasional.
Baca Juga: Kemen PPPA Sayangkan Remaja yang Digerebek Malah Dinikahkan: Risiko Putus Sekolah
Dikutip dari laman BPS, penguatan daya beli diperlukan tidak hanya untuk kelompok miskin tetapi juga untuk kelompok kelas menengah dan yang menuju kelas menengah. Bila daya beli mereka menguat, secara keseluruhan ekonomi Indonesia juga akan menguat.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
-
Menteri Prabowo Sebut RI Mustahil Keluar dari Jebakan Kelas Menengah, Jika Tak Lakukan Ini
-
Miskin di Negara Kaya: Mengapa Ketimpangan Ekonomi Terus Melebar?
-
Selain Mendiktisaintek, Prabowo Lantik Kepala BSSN, Kepala BPS dan Kepala BPKP
-
Survei KIC: Tolak Pinjaman Berbunga, Kelas Menengah Memilih Bertahan Hidup dari Makan Tabungan
-
Kemen PPPA Sayangkan Remaja yang Digerebek Malah Dinikahkan: Risiko Putus Sekolah
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
Terkini
-
IPO Merdeka Gold Resources Cetak Rekor di BEI
-
MA Lantik Juda Agung Jadi Anggota Dewan Komisioner OJK
-
Menkeu Purbaya Bongkar 200 Pengemplang Pajak, Ada Nama-nama Besar?
-
Keuangan Memburuk, 1.800 Pramugari Maskapai Ini Bakal Menganggur
-
Momen Menkeu Tantang Banggar DPR Tambah Jatah Bansos: Gak Berani Rupanya
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Saldo Pencairan PIP September 2025 Belum Masuk? Begini Solusinya
-
Anggito Abimanyu Mundur dari Jabatan Wamenkeu
-
Tarif Listrik PLN Periode September-Oktober 2025, Ada Kenaikan Harga?
-
Lowongan Kerja BP Tapera 2025: Jadwal, Syarat, Kualifikasi dan Link Resmi