Suara.com - Guna memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) masyarakat Indonesia saat ini, tidak mungkin hanya mengandalkan produksi kilang domestik.
Pasalnya kata Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara kapasitas kilang dalam negeri hanya mampu mengolah sepertiga minyak mentah dari total kebutuhan nasional.
“Mau enggak mau harus impor. Kalau enggak ada BBM, BBM langka, masyarakat akan ribut. Bisa menimbulkan masalah sosial,” kata Marwan, di Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Memang, lanjut Marwan, melalui impor tentu harus mengikuti harga dunia. ”Makanya kalau subsidi masih dipertahankan, ya apa boleh buat APBN harus membantu,” imbuhnya.
Kondisi demikian, jelas Marwan, karena kebutuhan BBM dalam negeri saat ini sekitar 1,5 juta barel per hari. Padahal di sisi lain, kapasitas kilang dalam negeri hanya 500 ribu barel atau sepertiga dari kebutuhan. Karena itulah, impor adalah upaya yang tak bisa dihindarkan.
Permintaan BBM dalam negeri memang terus meningkat setiap tahun. Untuk sektor transportasi sebagai pengguna BBM terbesar misalnya, jumlah kendaraan bermotor terus meningkat.
Mengutip data Korlantas Polri, total populasi kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 164.136.793 unit. Jumlah tersebut telah bertambah sebanyak 5 juta hanya dalam waktu delapan bulan.
Sementara di sisi lain, meski kendaraan listrik mulai marak, tetapi menurut Marwan populasinya masih sangat kecil dan belum bisa menurunkan permintaan BBM dalam negeri. ”Mobil listrik itu 5% aja belum ada paling. Motor juga lebih banyak motor non listrik,” kata dia.
Kapasitas kilang dalam negeri, lanjut Marwan, memang belum memenuhi kebutuhan BBM nasional. Terlebih, Pertamina juga harus menjalankan penugasan dari Pemerintah untuk pemenuhan BBM domestik, di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Heboh Pertalite Dioplos Jadi Pertamax, Mahasiswa hingga Pengajar Marah: Suka Banget Jadi Koruptor
Begitu pun Marwan tidak menampik bahwa Pertamina sebenarnya juga mampu membangun kilang dengan kualitas baik. Hanya saja, produksi kilang-kilang tersebut, ternyata belum memenuhi kebutuhan BBM yang selalu meningkat. ”Akhirnya kilang yang beroperasi hanya bisa menyuplai 60-70% dari kebutuhan,” kata dia.
Untuk itu Marwan berharap, Pemerintah juga memberikan dukungan, political will, terhadap kilang-kilang Pertamina. “Pertamina kan pelaksana, kebijakan regulasi ada di pemerintah dan DPR,” tutup Marwan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
Terkini
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Jadi Rp 2.105.000 per Gram
-
Pemerintah dan Ratusan Pengusaha Bakal Berkumpul Bahas Kebijakan Sektor Perumahan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Ingin Cepat Punya Dana Pensiun, Generasi Z Mulai Masuk Kelompok Sandwich
-
PGAS Terus Kebut Perluasan Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga
-
Bukan Sekadar Proyek Seksi! Hutan Utuh Justru Jadi 'Lahan Emas' Baru Bagi Investor Hijau
-
RI Tawarkan Solusi Islam & 'Harm Reduction' untuk Selamatkan Petani Tembakau dan Ekonomi Nasional
-
Ada 35.697 Rumah Warga Bakal Disita Agen Properti, Kok Bisa?
-
Pemerintah: Peserta BPJS Ketenagakerjaan Bisa Kredit Rumah dengan Bunga Rendah
-
Dongkrak Kredit, OJK Rilis Aturan Pembiayaan UMKM