Suara.com - Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk memberikan disinsentif bagi kendaraan konvensional (berbahan bakar fosil).
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Meski demikian kebijakan ini masih terus dikaji dan analisis yang mendalam.
"Ini harus hati-hati, membutuhkan pertimbangan dan analisis yang matang untuk memutuskan apakah ada disinsentif," kata Pembina Industri Ahli Muda Tim Kerja Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB), Direktorat Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Patia Junjungan Maningdo dalam diskusi bertajuk Prospek Kendaraan Listrik di tengah Tekanan Fiskal dan Kebijakan Kontraproduktif Trump” oleh CORE Indonesia, Rabu (26/2/2025).
Mengapa kajian ini perlu pendalaman, Patia bilang industri otomotif merupakan industri yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi nasional sehingga keputusan yang diambil harus berhati-hati.
"Kita ketahui industri otomotif merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasioal," katanya.
Meski demikian, sektor ini sedang mengalami kelesuan akibat merosotnya penjualan mobil. Berdasarkan data sepanjang tahun 2024 lalu penjualan mobil hanya 865.723 unit atau turun 13,9% secara year-on-year (YoY) dari periode sama 2023 sebesar 1.005.802 unit.
Meski demikian kata dia Pemerintah sudah mempertimbangkan untuk melakukan disinsentif kendaraan konvensional, seiring dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
“Pimpinan kami sudah lontarkan ide disinsentif itu untuk 10-15 tahun mendatang, mengingat ekosistem industri kendaraan listrik kita ini masih tergolong baru,” ujar dia.
Baca Juga: Pemilik Mobil Listrik Ungkap Biaya Pengisian Selama Enam Bulan, Hasilnya Mengejutkan
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
Promo JSM Alfamart 12-14 September 2025, Hemat Belanja Bulanan
-
National Australia Bank Pangkas 410 Karyawan, Industri Perbankan Loyo?
-
Peruri Sebut Tata Kelola jadi Isu Penting, Demi Kedaulatan Rupiah dan Transformasi Digital
-
Tren Nasabah Simpan Uang di Safe Deposit Tinggi, Efek Demo Ricuh?
-
Cara Pani Genjot Kualitas SDM Lewat Investasi Jangka Panjang
-
Elon Musk Bakal Kehilangan Gelar Orang Terkaya di Dunia, Ini Penyebabnya
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
IHSG Mulai Perkasa, Bergerak Menguat di Awal Sesi Perdagangan Kamis
-
Masuk Prolegnas, RI Bakal Punya UU Transportasi Online Tahun Ini
-
Strategi Pemerintah Atasi Biang Kerok Kebakaran Hutan