Suara.com - Manga menjadi salah satu pendapatan negara yang menguntungkan Jepang. Lantaran, penjualan manga di beberapa negara menyumbang perekonomian negara matahari terbit tersebut.
Penjualan komik manga khas Jepang terus melonjak ke level tertinggi baru, baik di Jepang maupun luar negeri. Ini menandakan kemampuan komik manga dalam beradaptasi dari bentuk yang di masa lalu dianggap sebagai bacaan anak-anak.
Potensi pertumbuhan juga dinilai begitu signifikan sehingga federasi bisnis Jepang, Keidanren, meminta pemerintah untuk mempromosikan manga, anime, dan game sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi Jepang.
Apalagi, penjualan komik manga di Jepang diperkirakan telah mencapai 700 miliar yen pada tahun 2024 untuk pertama kalinya. Adapun ini naik 1,5 persen dari tahun sebelumnya.
Dilansir Japan Today, data industri menunjukkan kenaikan penjualan manga, didorong oleh pertumbuhan penjualan digital. Ini menandai tahun kelima berturut-turut penjualan yang mencetak rekor. Dengan format digital sekarang mencapai 72,7 persen dari pasar 704,3 miliar yen.
Untuk manga yang banyak dicari adalah "Jujutsu Kaisen," "My Hero Academia" dan "Oshi no Ko. Serta One Piece. Dari segi cerita Jujutsu menamlilkan kisah perdukunan di Jepang. Sedangkan One Piece menceritakan petualang bajak laut.
Penjualan manga format digital mencapai 512,2 miliar yen, naik 6,0 persen dan sekitar dua kali lipat dari level 2019, meskipun lembaga itu mengatakan pertumbuhannya melambat. Namun, penjualan versi cetak terus menurun setelah peningkatan permintaan selama pandemi COVID-19 memudar, kata Lembaga Penelitian untuk Publikasi.
Sedangkan, penjualan buku komik dan majalah fisik mencapai 192,1 miliar yen, turun 8,8 persen dari tahun lalu.
Lalu, penjualan manga menyumbang 44,8 persen dari pasar penerbitan negara itu, naik 1,3 poin persentase.
Baca Juga: inDrive 2025: Komitmen untuk Meningkatkan Mobilitas dan Mendukung Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Berita Terkait
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Survei Bank Indonesia: Indeks Keyakinan Konsumen Alami Penurunan, Ini Faktornya
-
'Gak Usah Takut, Saya Udah Jago!' Gebrakan Kontroversial Menkeu Purbaya Jamin RI Aman dari Krisis
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
7 Pekerja Masih Terjebak di Tambang Bawah Tanah Freeport, ESDM Sebut Butuh Waktu 30 Jam
-
Setelah Jeblok, IHSG Akhirnya Bangkit Setelah Kekhawatiran Menkeu Baru Mereda