Suara.com - Sejak tahun 2000, Dexa Medica telah menjadi bagian penting dalam peningkatan layanan kesehatan di Kamboja. Saat ini, Dexa Medica menghadirkan lebih dari 100 SKU produk farmasi terdaftar di berbagai kelas terapi, termasuk onkologi, pernapasan, serta kardiovaskular-metabolik.
Sebagai bagian dari Dexa Group, perusahaan farmasi asal Indonesia yang telah berkontribusi dalam sektor kesehatan selama lebih dari 55 tahun, Dexa Medica memanfaatkan sumber daya manusia dan alam yang melimpah di Indonesia untuk mendorong inovasi farmasi serta peningkatan layanan kesehatan.
Pada acara perayaan 25 Tahun Dexa Medica di Kamboja yang berlangsung di Phnom Penh pada 22 Maret 2025, Under Secretary of State Kementerian Kesehatan Kamboja, HE Dr. Peas Muslim, menegaskan bahwa pemerintah Kamboja terus memperketat regulasi guna memastikan masyarakat mendapatkan produk farmasi yang berkualitas, aman, dan efektif, serta informasi yang akurat tentang penggunaannya.
“Berkat kolaborasi Dexa Group dan Dynamic Group selama dua setengah dekade terakhir, modernisasi produksi farmasi telah menghasilkan obat-obatan berkualitas tinggi, asli, dan aman, yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat Kamboja. Hal ini membangun kepercayaan masyarakat dalam menggunakan produk-produk tersebut,” ujar Dr. Peas Muslim ditulis Jumat (28/3/2025).
Kementerian Kesehatan Kamboja juga mendorong perusahaan untuk semakin berinvestasi dalam riset dan pengembangan guna menghadirkan obat-obatan dengan kualitas lebih baik.
“Kami sangat mengapresiasi kontribusi Dexa Medica dalam mendukung sistem kesehatan Kamboja melalui distribusi produk farmasi yang legal dan etis, sesuai dengan regulasi kami,” tambahnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto, menilai bahwa Dexa Medica adalah contoh sukses industri farmasi Indonesia yang mampu menembus pasar internasional dan memberikan manfaat bagi masyarakat global. Keberhasilan ini juga mencerminkan hubungan bilateral yang erat antara Indonesia dan Kamboja.
“Kehadiran Dexa Medica di Kamboja menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi yang diterima dengan baik di pasar luar negeri. Saya mengapresiasi peran Dexa Medica dalam memperkuat hubungan perdagangan antara Indonesia dan Kamboja,” ujar Dubes Santo Darmosumarto.
Produk-produk Dexa Medica memiliki peran penting dalam sektor kesehatan Kamboja. Pemerintah Kamboja menargetkan pencapaian Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2035, sebagaimana diuraikan dalam Roadmap Towards Universal Health Coverage in Cambodia 2024-2035. Saat ini, skema asuransi kesehatan nasional Kamboja, Bososo, telah mencakup sekitar 44,5% populasi negara tersebut.
Baca Juga: 6 Bangunan Baru di Dunia, Salah Satunya Bandara Terbesar Asia Tenggara
Pimpinan Dexa Group Bapak Ferry Soetikno menyampaikan rasa syukur atas perjalanan 25 tahun Dexa Medica di Kamboja.
“Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam sistem kesehatan global, khususnya di Kamboja, dengan menghadirkan obat-obatan berkualitas dalam berbagai bentuk sediaan, bioaktif inovatif, dan lainnya. Bersama, kita dapat membangun ekosistem kesehatan Kamboja yang lebih maju,” ungkapnya.
Sementara itu, Founder & CEO Dynamic Group, Mr. Tom Kimson, menekankan eratnya hubungan kerja sama antara Indonesia dan Kamboja dalam sektor kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa perjalanan Dexa Medica di Kamboja dimulai sejak 1998, saat Dynamic Group mulai mengimpor obat-obatan esensial untuk mendukung Kementerian Kesehatan Kamboja.
Menurutnya, akses terhadap obat-obatan berkualitas tinggi merupakan aspek krusial dalam pembangunan sistem kesehatan yang lebih baik di Kamboja. Kerja sama antara PT Anugrah Argon Medica (AAM), entitas anak dari PT Medela Potentia Tbk., dan Dynamic Group melahirkan Dynamic Argon Co., Ltd., pada 2019, sebuah perusahaan distribusi farmasi modern yang menerapkan standar internasional Good Distribution Practices (GDP).
Dynamic Argon Co., Ltd., memiliki jaringan distribusi luas di Kamboja, mencakup lebih dari 7.500 fasilitas kesehatan yang terdiri dari lebih dari 2.600 apotek, 550 klinik, 45 rumah sakit pemerintah dan swasta, 2.500 medical cabinet, 95 modern trade, 1.500 traditional trade, serta 210 specialized store.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen