Suara.com - Profil pengusaha Marina Budiman dan kekayaannya diperbincangkan setelah dirinya masuk dalam sepuluh besar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Dia juga berada di urutan ke-650 dalam Forbes Real Time Billionaire yang baru dirilis 30 Maret 2025 lalu. Ini artinya, Total kekayaan Marina Budiman diperkirakan USD 5,3 miliar atau sekitar Rp87 triliun.
Marina Budiman juga merupakan nama yang diperhitungkan di pasar modal Indonesia. Sebagai pendiri dan presiden komisaris PT DCI Indonesia Tbk (DCII), ia sukses membangun perusahaan pusat data terbesar di Indonesia dan mendulang kekayaan fantastis.
Marina Budiman telah lama berkecimpung di dunia teknologi, khususnya di bidang layanan pusat data dan infrastruktur digital. Bersama dua rekannya, Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia, ia mendirikan PT DCI Indonesia Tbk pada tahun 2011.
DCI Indonesia hadir sebagai solusi atas meningkatnya kebutuhan pusat data di Indonesia. Dengan transformasi digital yang berkembang pesat, banyak perusahaan mulai beralih ke cloud computing, yang membutuhkan layanan pusat data berkualitas tinggi dan memiliki standar keamanan tinggi.
Sebagai pemimpin di sektor ini, DCI Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat. Keberhasilan perusahaan ini juga tercermin dalam harga sahamnya yang melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal inilah yang mendorong kekayaan Marina Budiman melejit, hingga akhirnya ia dinobatkan sebagai wanita terkaya di Indonesia menurut Bloomberg Billionaires Index pada Maret 2025 lalu.
Walaupun kekayaan tersebut merosot, nama Marina tetap nangkring sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) sempat mengalami koreksi tajam pada awal tahun lalu, yang secara langsung berdampak pada kekayaan Marina Budiman, presiden komisaris perusahaan tersebut. Dalam waktu tiga hari, nilai kekayaan Marina Budiman merosot hampir setengahnya, dari USD 7,5 miliar menjadi USD 4,4 miliar, atau setara dengan Rp59,49 triliun.
Penurunan tajam saham DCII menambah daftar panjang fluktuasi harga saham di pasar modal Indonesia, yang sering kali mengalami lonjakan ekstrem sebelum akhirnya terkoreksi.
Sebelum mengalami koreksi, saham DCII melonjak drastis hingga mencapai kapitalisasi pasar USD 17 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan laporan keuangan, perusahaan hanya mencatatkan pendapatan USD 112 juta dan laba USD 49 juta, sehingga rasio harga terhadap laba (P/E ratio) mencapai 416 kali.
Kondisi ini menunjukkan bahwa harga saham DCII telah meningkat jauh melampaui nilai fundamental perusahaan, sehingga rentan mengalami koreksi ketika investor mulai mengambil keuntungan.
Baca Juga: Pengusaha Truk Demo, Tolak Aturan 'Puasa' Selama 16 Hari
Sebagian besar saham DCII dimiliki oleh pemegang saham utama, termasuk Marina Budiman, Otto Toto Sugiri, Han Arming Hanafia, dan Anthoni Salim, yang menguasai sekitar 78% dari total saham perusahaan. Dengan jumlah saham yang beredar di pasar sangat terbatas, pergerakan harga saham menjadi lebih volatil.
Pada Rabu, 19 Maret 2025, hanya 80.400 saham yang diperdagangkan, jauh lebih sedikit dibandingkan perusahaan lain dengan kapitalisasi pasar serupa. Hal ini membuat harga saham lebih mudah mengalami fluktuasi besar akibat transaksi dalam jumlah kecil.
Penurunan saham DCII juga terjadi di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang turun 3,84% pada 18 Maret 2025, dengan mayoritas sektor mengalami pelemahan, terutama sektor teknologi yang merosot 9,77%.
Saham teknologi sering kali bergerak lebih liar dibandingkan sektor lain, terutama ketika ada perubahan sentimen pasar. Banyak investor yang sebelumnya bertaruh bahwa permintaan pusat data akan terus meningkat, tetapi ketidakpastian di pasar membuat mereka menarik investasi dari sektor ini. Terlebih bisnis sektor data di tingkat global juga kerap memberikan kejutan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Cerita Prilly Latuconsina Kiat Jadi Pengusaha, Perlu Mental Kuat dan Sekolah Bisnis?
-
Pengusaha Kapal Keluhkan Pengalihan Truk dari Merak ke Ciwandan Tak Sesuai SKB
-
Gandeng VIDA, Danasyariah Percepat Administrasi Pengusaha Properti Ajukan Modal Kerja
-
Deretan Bisnis Shella Saukia selain Skincare, Berani Laporkan Nikita Mirzani
-
Pengusaha Truk Demo, Tolak Aturan 'Puasa' Selama 16 Hari
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM
-
Perkuat Stok BBM, Pertamina Dirikan Fuel Terminal di Labuan Bajo
-
Setelah Udang, Kini Cengkeh Indonesia Dihantam Radiasi Nuklir Cesium-137, Amerika Blokir Ekspor
-
Vivo dan BP Batal Beli BBM Pertamina, Kini Dipanggil ke Kantor Bahlil
-
Bukti Ketangguhan Pangan Nasional: Ekspor Pertanian Januari-Agustus 2025 Melonjak 38,25 Persen
-
Heran SPBU Swasta Batal Beli BBM Pertamina, Kementerian ESDM: Bensin Shell Juga Mengandung Etanol