Suara.com - Usai laga debutnya di lantai bursa pada hari ini Senin (14/4/2025) PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) dengan lantang menepis segala keraguan terkait praktik "window dressing" atau pemolesan laporan keuangan demi memuluskan langkah penawaran umum perdana saham (IPO).
Sinyal positif berupa torehan laba bersih pada tahun 2023 menjadi amunisi utama perusahaan untuk membantah anggapan tersebut.
Direktur Utama FORE, Vico Lomar, dengan nada tegas menyatakan bahwa keberhasilan membukukan laba bersih sebesar Rp1,154 miliar pada tahun 2023 merupakan buah dari performa solid 216 gerai yang telah mencatatkan profitabilitas. Pernyataan ini dilontarkan Vico usai seremoni pencatatan saham perdana FORE di gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (14/4/2025), seolah ingin menggarisbawahi kejujuran dan transparansi perusahaan.
"Ingat loh, kami sudah laba sejak tahun 2023 dan IPO baru tahun 2025 ya," ujar Vico, menyiratkan bahwa perolehan laba tersebut bukanlah rekayasa sesaat menjelang IPO, melainkan tren positif yang telah berlangsung jauh sebelumnya.
Lebih lanjut, Vico mengungkapkan ambisi besar perseroan untuk menuntaskan "pekerjaan rumah" berupa defisit yang masih membayangi neraca keuangan. Dengan target agresif penambahan gerai kopi hingga mencapai 500 outlet, FORE optimis dapat menghapus defisit sebesar Rp283 miliar yang tercatat hingga akhir September 2024.
"Target kami tahun 2026 sudah bisa membukukan saldo laba," imbuh Vico dengan keyakinan penuh, seolah aroma sedap keuntungan kopi FORE akan semakin kuat di masa mendatang.
Raihan Dana Segar dan Strategi Ekspansi yang Matang
Melalui gelaran IPO yang disambut antusias investor, Fore Coffee berhasil menghimpun dana segar mencapai sekitar Rp353,44 miliar. Harga penawaran perdana yang ditetapkan sebesar Rp188 per saham berhasil menarik minat pasar, dengan total 1,88 miliar saham baru atau setara dengan 21,08 persen dari total modal disetor dan ditempatkan penuh, berpindah tangan ke investor.
Dana hasil IPO ini akan menjadi bahan bakar utama bagi ekspansi ambisius FORE di kancah perkopian nasional. Sekitar Rp275 miliar dialokasikan secara khusus untuk memperluas jaringan outlet kopi, dengan target membuka 140 gerai baru dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Langkah ini diyakini akan semakin memperkuat cengkeraman FORE di pasar kopi Indonesia yang terus menggeliat.
Baca Juga: Saham FORE Oversubscription 200.63 Kali dan ARA di Hari Pertama
Tak hanya fokus pada ekspansi horizontal, FORE juga menyiapkan strategi pengembangan vertikal melalui anak perusahaannya. Sekitar Rp60 miliar dana IPO akan digunakan untuk membuka outlet donat, memperluas lini bisnis dan menawarkan variasi produk yang lebih menarik bagi konsumen. Sementara itu, sisanya sekitar Rp18,44 miliar akan digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja operasional perusahaan, memastikan roda bisnis tetap berputar dengan lancar.
Langkah FORE untuk melantai di bursa bukan sekadar aksi korporasi biasa. Ini adalah babak baru dalam perjalanan merek kopi lokal yang berpotensi menjadi pemain kunci di industri ini. Dengan pembuktian laba yang solid dan strategi ekspansi yang terukur, FORE Kopi Indonesia berupaya meyakinkan pasar bahwa masa depan mereka secerah aroma kopi pagi yang baru diseduh – penuh potensi dan optimisme. Tepisan dugaan "polesan" laporan keuangan ini menjadi sinyal kuat bahwa FORE siap menyajikan kinerja yang transparan dan berkelanjutan bagi para investornya.
Diketahui emiten gerai kopi ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin, (14/4/2025). Pada Penawaran Umum Perdana Saham ini, saham FORE hampir mencapai harga Auto Reject Atas (ARA).
Saat pembukaan, perusahaan yang masuk dalam portofolio East Ventures ini mencatatkan harga Rp252 per lembar saham. FORE naik sebanyak 34.04% di pembukaan sesi pertama hari ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya