Suara.com - Penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh pada Maret 2025. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2025 yang diprakirakan mencapai 236,7, atau secara tahunan tumbuh sebesar 0,5% (yoy). Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny mengatakan kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan kelompok suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi, serta makanan, minuman dan tembakau.
Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret 2025 diprakirakan tumbuh 8,3% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Mayoritas kelompok mengalami peningkatan penjualan, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi, makanan, minuman dan tembakau, serta subkelompok sandang.
"Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan masyarakat saat Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (16/4/2025).
Pada Februari 2025, IPR tercatat sebesar 218,5 atau secara tahunan tumbuh 2,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 0,5% (yoy). Peningkatan IPR tersebut terutama didorong oleh kinerja positif pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Subkelompok Sandang.
Secara bulanan, penjualan eceran pada Februari 2025 tumbuh sebesar 3,3% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 4,7% (mtm).
Peningkatan penjualan tersebut terutama ditopang oleh Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, sejalan dengan kenaikan permintaan masyarakat menjelang Ramadan dan HBKN Idulfitri.
Di sisi harga, tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang, yaitu pada Mei 2025, diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Agustus 2025, diprakirakan relatif stabil.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei 2025 yang tercatat sebesar 148,3, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 159,6. Sementara itu, IEH Agustus 2025 tercatat sebesar 155,5, relatif stabil dengan periode sebelumnya sebesar 155,4.
Sebelumnya, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 mengalami penurunan. Namun masih mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 yang tetap berada pada level optimis sebesar 121,1.
Baca Juga: Dear Pak Prabowo! Orang RI Kini Cemas, Mau Belanja Kudu Mikir 1.000 Kali
Selain itu, IKE dan IEK masing-masing tercatat sebesar 110,6 dan 131,7, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 114,2 dan 138,7. Sementara itu, berdasarkan kelompok pengeluaran responden, keyakinan konsumen pada Maret 2025 tetap optimis untuk seluruh kelompok, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (127,9), diikuti oleh pengeluaran Rp4,1-5 juta (123,0) dan Rp3,1-4 juta (120,6).
Meski demikian, perkembangan optimisme tersebut menurun dibandingkan kondisi bulan sebelumnya untuk seluruh kelompok pengeluran. Lalu, berdasarkan kelompok usia, IKK juga tetap di level optimis pada seluruh kelompok usia, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden usia 20-30 tahun (126,3), 31-40 tahun (122,5), dan 41-50 tahun (119,7).
Kelompok usia >60 tahun mengalami peningkatan optimisme dibandingkan periode sebelumnya, sementara kelompok usia lainnya mengalami penurunan.Secara spasial, IKK tercatat berada pada level optimis di seluruh kota yang disurvei. Peningkatan IKK terjadi di sejumlah kota, dengan peningkatan tertinggi di Banjarmasin, diikuti oleh Banten dan Denpasar.
Sedangkan pada Maret 2025 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat, tecermin dari IKE Maret 2025 sebesar 110,6, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan 114,2 pada bulan sebelumnya. Tetap kuatnya IKE pada Maret 2025 didukung oleh seluruh komponennya, yaitu Indeks Penghasilan.
Berita Terkait
-
Program Belanja 2025 Tembus Transaksi Rp272 Triliun
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
Pemerintah Bidik Gig Economy Jadi Mesin Ketiga Pendorong Ekonomi Nasional
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik
-
Bahlil Ungkap Update Terkini Pemulihan Jaringan Listrik Aceh: 4 Kabupaten Pemadaman Bergilir
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya