Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mempersilahkan maskapai-maskapai yang beroperasi di Indonesia mengambil pesawat Boeing yang dikembalikan dari maskapai asal China.
Namun, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hanya sekadar merestui saja, keputusan diambilnya pesawat Boeing tersebut ada di maskapai.
Menurut Menhub, maskapai juga harus melihat kebutuhan dan dari sisi pendanaan untuk mendatangkan pesawat Boeing yang dikembalikan maskapai China.
"Ya kita serahkan ke airline. Kalau airline memandang bahwa dengan kondisi mereka bisa mendatangkan pesawat atau bisa membahabatkan situasi, mungkin bagus karena kita kan memang masih membutuhkan pesawat yang lebih banyak," ujar Dudy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta yang dikutip Kamis (24/4/2025).
Sebenarnya, bilang Menhub, dari sisi aturan dan teknis, sah-sah saja jika maskapai RI ingin mengambil alih pesawat Boeing bekas maskapai China.
"Dimungkinkan (ambil pesawat Boeing), pastinya dimungkinkan,” jawab Menhub.
Ramai-ramai Pulangkan Pesawat
Ketegangan dagang Amerika Serikat dan China kembali memakan korban. Kali ini bukan berupa produk konsumsi, melainkan sebuah jet canggih senilai puluhan juta dolar.
Seperti dilansir dari The Guardian, Senin (21/4/2025), sebuah pesawat Boeing 737 MAX yang dicat dengan livery Xiamen Airlines, maskapai asal China, mendarat di pusat produksi Boeing di Seattle, AS, Minggu kemarin (20/4), setelah menempuh perjalanan ribuan mil dari pusat penyelesaian pesawat Boeing di Zhoushan, China.
Baca Juga: Trump Melunak! Siap Negosiasi Besar dengan China, Pasar Global Bereaksi Positif
Pesawat itu sejatinya siap diserahkan, namun mendadak dikembalikan di tengah pusaran tarif perdagangan yang kian panas.
Pesawat tersebut sempat mengisi bahan bakar di Guam dan Hawaii sebelum tiba kembali di tanah kelahirannya pukul 18.11 waktu setempat.
Insiden ini terjadi tak lama setelah pemerintahan Donald Trump menggandakan tekanan dagangnya terhadap Beijing dengan menaikkan tarif dasar atas impor China menjadi 145 persen. Sebagai balasan, China mengenakan tarif hingga 125 persen terhadap barang-barang dari AS, termasuk produk-produk penerbangan strategis.
Boeing kini berada di ujung tanduk. Jet 737 MAX model terlaris mereka berpotensi kehilangan pembeli karena harga yang melambung tinggi akibat tarif.
Nilai satu unit 737 MAX diperkirakan mencapai USD55 juta, dan maskapai China kini harus berpikir dua kali sebelum menerima pengiriman.
Menurut data Airways Magazine, sebanyak 130 pesawat Boeing dijadwalkan untuk dikirim ke China hingga akhir Maret lalu. Namun dengan kebijakan terbaru, semua pengiriman tersebut kini berada di zona abu-abu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang