Suara.com - PT General Energy Bali (GEB), pengelola PLTU Celukan Bawang, memastikan bahwa pembangkit listrik mereka bukanlah penyebab blackout yang melumpuhkan seluruh Bali, Jumat sore (2/5). Penegasan ini disampaikan langsung oleh Manajer Teknis PLTU Celukan Bawang, Helmy Rosadi, menyusul simpang siur informasi di publik.
Menurut Helmy, pemadaman listrik total di Bali disebabkan oleh gangguan besar pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Jawa Timur.
Gangguan ini berdampak langsung pada sistem kabel laut yang menghubungkan Jawa dan Bali. Akibatnya, pasokan daya ke Bali melalui empat sirkit kabel laut—yang normalnya mengalirkan 270 MW—drop/mati hingga 0 MW.
“Terjadi ketimpangan besar antara pasokan daya dan beban di Subsistem Bali. Ini membuat frekuensi listrik anjlok curam di luar batas aman, sehingga seluruh pembangkit, baik milik PLN maupun swasta, termasuk kami, harus melepaskan diri dari jaringan secara otomatis demi menjaga keselamatan unit,” kata Helmy ditulis Minggu (4/5/2025).
Helmy menepis anggapan yang menyebut PLTU Celukan Bawang sebagai pemicu utama padamnya listrik di Bali.
"Faktanya, PLTU Celukan Bawang Unit 2 baru trip satu menit setelah pembangkit lain di Bali lebih dulu terlepas dari sistem/trip,” ujarnya.
Helmy menjelaskan, trip Unit 2 terjadi karena sistem yang terganggu menyedot daya reaktif (MVAR) melebihi kapasitas aman. Saat kejadian, MVAR yang terserap mencapai 228, jauh di atas batas maksimal 80 MVAR.
“Ini bukan kesalahan kami. Ini respons otomatis sistem terhadap gangguan besar di jaringan,” tegasnya.
Setelah blackout terjadi, tim teknis PLTU Celukan Bawang langsung menjalankan prosedur darurat sesuai SOP blackout. Pengecekan menyeluruh dilakukan demi memastikan semua unit dalam kondisi aman sebelum dioperasikan kembali.
Baca Juga: Senandung Kristal, Aroma Matcha, dan Suara Jiwa: Gdas Bali Hadirkan Healing Holistic di Jakarta
Pemadaman listrik merupakan kondisi di mana aliran listrik terhenti sementara di suatu wilayah. Kejadian ini bisa terjadi secara terencana maupun tidak terencana. Pemadaman terencana biasanya dilakukan oleh perusahaan penyedia listrik untuk melakukan pemeliharaan jaringan atau perbaikan.
Sementara itu, pemadaman tak terencana bisa disebabkan oleh gangguan teknis, cuaca ekstrem, atau kerusakan infrastruktur.
Dampak dari pemadaman listrik cukup luas, baik bagi masyarakat umum maupun sektor industri. Di lingkungan rumah tangga, pemadaman listrik dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti memasak, belajar, atau bekerja dari rumah.
Bagi dunia usaha dan industri, terhentinya aliran listrik bisa menyebabkan kerugian ekonomi akibat berhentinya proses produksi. Rumah sakit dan fasilitas publik lainnya juga sangat rentan terhadap dampaknya, terutama jika tidak memiliki sumber daya cadangan.
Untuk mengurangi dampak pemadaman, masyarakat diimbau untuk memiliki persiapan, seperti menyediakan penerangan darurat, power bank, atau genset kecil. Selain itu, perusahaan listrik juga dituntut untuk meningkatkan keandalan jaringan dan transparansi informasi kepada pelanggan. Pemberitahuan dini terkait jadwal pemadaman sangat membantu masyarakat untuk menyesuaikan aktivitas mereka.
Pemerintah dan penyedia listrik terus berupaya memperkuat infrastruktur kelistrikan, termasuk penggunaan teknologi smart grid dan pengembangan energi terbarukan. Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk menggunakan listrik secara bijak juga turut berperan dalam menjaga kestabilan pasokan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya