Suara.com - Kekeringan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan Indonesia. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan di bawah normal selama musim kemarau 2023. Alhasil, 27 ribu hektare tanaman padi terdampak kekeringan, hingga 2.269 lahan padi menderita gagal panen.
"Subak di desa kami, terancam kekurangan air saat kemarau. Dampaknya produksi padi menurun, bahkan bisa gagal panen," ucap I Made Darayasa, petani di Desa Uma Palak Lestari di Munduk Uma Palak, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali.
Subak adalah sistem irigasi persawahan tradisional di Bali, yang dikelola oleh masyarakat lokal secara adat.
Tak berpangku tangan, warga desa berikhtiar mencari jalan keluar.
"Kami menggandeng Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai Pertamina Patra Niaga, untuk mempelajari dan menerapkan teknologi mengatasi tantangan produksi tani. Melalui inovasi sistem pengairan Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak atau SIUMA dari tim Pertamina, kami berhasil memperbaiki irigasi di lahan padi," jelas I Made Darayasa.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
Ditambah bantuan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan mikrohidro, pengoperasian sistem pengairan jadi hemat biaya. Apalagi sistem mikrohidro memanfaatkan limbah non-B3, berupa gulungan selang yang sudah tidak terpakai dari mobil distribusi avtur AFT Pertamina Ngurah Rai.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyebut, Desa Uma Palak merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas Pertamina bersama masyarakat.
Fadjar mengungkapkan, saat ini terdapat 172 DEB yang tersebar di Indonesia. Sebanyak 31 DEB mengusung tema ketahanan pangan, termasuk program Desa Uma Palak Lestari.
Baca Juga: Pertamina NRE Luncurkan Green Movement, Komitmen Internalisasi Prinsip ESG di Seluruh Lini
"Pemanfaatan energi terbarukan di DEB Uma Palak Lestari juga berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 27,3 ton CO ekuivalen per tahun,” ujar Fadjar.
Sebanyak 408 penerima manfaat petani, termasuk 24 petani perempuan, telah merasakan langsung manfaat dari transformasi kawasan ini. Dari akses EBT, pelatihan pertanian organik, hingga peningkatan peluang ekonomi melalui wisata dan produk hasil tani.
I Gede Sudi Arcana, Lurah Peguyangan, menyebut program membawa dampak positif. Inovasi teknologi ini mampu menekan biaya operasional hingga Rp 700 ribu per bulan. DEB Uma Palak juga berhasil meningkatkan produksi padi organik 2,3 kali lipat , dari 5,1 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha. Lima hektare sawah padi organik kini dikelola secara berkelanjutan, menghasilkan omzet Rp 476 juta per tahun.
Ia menambahkan, warga juga memanfaatkan traktor elektrik dalam mengolah sawah, sehingga mereka mampu menghemat biaya operasional dari semula Rp 25 ribu per are, menjadi Rp 15 ribu per are.
DEB Uma Palak terus berkembang, kini menjadi kawasan ekowisata edukatif. Dilengkapi ruang terbuka hijau, jalur joging, area kafe, dan camping ground, mendatangkan 72 ribu kunjungan wisatawan per tahun. Alhasil menambah pundi pendapatan warga sebesar Rp 64 juta per tahun.
Program DEB menjadi wujud nyata komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 2 (Tanpa Kelaparan), TPB 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Berita Terkait
-
Pertamina Lubricants Dukung Tim Balap Lamborghini di GT World Challenge Asia Mandalika
-
221 Ribu Jamaah Haji Indonesia Berangkat, Avtur Pertamina Berikan Dukungan
-
Sukses Cetak 40 Pemimpin Perempuan di Pertamina Grup, PERTIWI Sudah Hadir Empat Tahun
-
Dorong UMKM, Pertamina Salurkan Hibah Alat Teknologi Senilai Rp 800 Juta Bagi Pemenang UMK Academy
-
Sempat Langka di Sumsel, Pertamina Pastikan Konsumsi BBM Subsidi Sesuai Kuota
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
Terkini
-
Cara Input Progres Harian di E-Kinerja BKN
-
Target Swasembada Gula Putih 2026, Mentan Bakal Bongkar 300 Ribu Hektare Lahan Tebu
-
Mulai 2026, Utang ke Pinjol Bakal Lebih Ketat
-
Target Harga CUAN Usai Borong Saham Milik Suami Puan Maharani
-
Terus Salurkan Bantuan, BRI Gelar Trauma Healing untuk Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera
-
OSL Group Perkuat Jejak Global, Bawa Standar Kepatuhan Hong Kong ke Pasar Kripto RI
-
Efek Domino Logam Mulia, Harga Minyak Dunia Melandai
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781