Suara.com - Dua pemain kakap industri pembiayaan, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance), dikabarkan tengah bersiap merger, kondisi ini membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengawasi dengan saksama rencana penggabungan dua entitas raksasa ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, angkat bicara terkait rencana ambisius ini. Ia menyatakan bahwa rencana merger Adira Finance dan Mandala Finance sejalan dengan visi OJK untuk terus memperkuat dan melakukan konsolidasi di industri pembiayaan yang semakin kompetitif.
"Penggabungan kedua entitas yang tergabung dalam konglomerasi keuangan MUFG ini diharapkan mampu mendukung pemerataan akses pembiayaan kepada masyarakat Indonesia," ujar Agusman dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Senin (19/5/2025), menyoroti potensi positif merger ini dalam menjangkau konsumen yang lebih luas.
Lebih lanjut, Agusman mengungkapkan bahwa saat ini OJK masih dalam tahap memproses permohonan persetujuan merger yang diajukan oleh kedua perusahaan. Proses krusial ini meliputi analisis mendalam terhadap kelengkapan dokumen serta pemenuhan seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Ketelitian OJK dalam proses ini tentu menjadi jaminan bagi terciptanya merger yang sehat dan sesuai regulasi.
Seperti diketahui, Adira Finance dan Mandala Finance bukanlah pemain sembarangan di kancah multifinance Indonesia. Keduanya merupakan dua perusahaan pembiayaan yang cukup besar, dengan total aset kumulatif (sebelum penggabungan) yang mencapai angka fantastis, Rp 38,4 triliun. Potensi kekuatan gabungan dari kedua entitas ini tentu akan menciptakan lanskap persaingan yang baru di industri pembiayaan.
Rencana penggabungan ini sendiri memiliki tujuan strategis untuk memperkuat posisi Adira Finance di industri multifinance Indonesia secara keseluruhan. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jaringan distribusi yang dimiliki, meningkatkan kualitas layanan operasional, serta yang terpenting, menyediakan akses pembiayaan yang lebih merata dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dari ujung Aceh hingga Papua.
Lebih jauh, terungkap bahwa MUFG Bank dan Adira Finance memiliki peran sentral dalam "perkawinan" bisnis ini. Keduanya telah menginvestasikan total Rp 7 triliun untuk mengambil alih mayoritas saham Mandala Finance, mencapai 80,6 persen kepemilikan. Rinciannya, MUFG Bank memegang kendali terbesar dengan 70,6 persen saham, sementara Adira Finance memiliki 10 persen saham Mandala Finance.
Data terbaru per tanggal 31 Maret 2025 bahkan menunjukkan penguatan kepemilikan MUFG Bank menjadi 89,26% saham Mandala Finance, sementara Adira Finance tetap dengan 10 persen saham. Struktur kepemilikan ini semakin menggarisbawahi peran dominan MUFG dalam konsolidasi industri pembiayaan di Indonesia.
Dengan skala bisnis yang lebih besar, kombinasi kekuatan dua perusahaan ini diharapkan mampu memberikan solusi keuangan yang lebih inovatif, kompetitif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di berbagai segmen.
Baca Juga: Ekonomi Lesu, OJK Ramal Penggunaan Pinjol Masih Tinggi
Rencana penggabungan usaha ini merupakan tindak lanjut dari akuisisi yang dilakukan oleh MUFG Bank, Ltd. (MUFG Bank) dan Adira Finance yang telah diselesaikan pada 13 Maret 2024 lalu.
Dengan restu OJK yang masih dalam proses, rencana merger Adira Finance dan Mandala Finance menjadi babak baru dalam peta persaingan industri pembiayaan. Potensi sinergi, perluasan jangkauan, dan kekuatan finansial gabungan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan sektor ini dan kemudahan akses pembiayaan bagi masyarakat. Namun, mata OJK akan terus mengawasi, memastikan "perkawinan" dua raksasa ini berjalan sesuai koridor regulasi dan memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
BJA Group Telah Ekspor 530 Ribu Ton Bahan Baku EBT Biomassa Senilai USD 74,12 Juta
-
Zinc Mengandung Bahan Radioaktif Kembali Dicegat di Tanjung Priok
-
IMF Puji Perekonomian Indonesia, Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore
-
SPBU Vivo Kembali Jual Bensin, Harga Revvo 92 Turun
-
Hampir 50 Persen Kebutuhan BBM Nasional Berasal dari Impor
-
Prospektus PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO): Detail IPO dan Jadwal
-
Saham RLCO: Harga Berkisar Rp160, Dana IPO Mau Dipakai Apa?
-
Kenapa Emas Batangan Lebih Mahal dari Emas Perhiasan? Pahami sebelum Mulai Investasi
-
Beli Base Fuel dari Pertamina, Sebentar Lagi Stok BBM Vivo Tersedia
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya