Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan masuk fase konsolidasi pada perdagangan Rabu, 21 Mei 2025.
IHSG ditutup melemah ke level 7.094 atau terkoreksi sebesar 0,651 persen pada perdagangan Selasa (20/5), setelah sebelumnya sempat menguat hingga menembus level 7.200.
Pergerakan ini menandai perubahan arah setelah dorongan awal dari sentimen positif fiskal dan makro ekonomi domestik.
Katalis positif sempat datang dari pengumuman surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per April 2025 sebesar Rp4,3 triliun, berbalik dari defisit Rp104,2 triliun pada kuartal pertama 2025.
Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah serta ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi faktor pendukung penguatan IHSG pada awal sesi.
Penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Tiongkok dan Australia yang sesuai dengan ekspektasi pasar juga turut mendorong penguatan indeks di bursa Asia pada perdagangan 20 Mei. Namun demikian, kondisi teknikal yang menunjukkan bahwa IHSG berada dalam kondisi overbought menjadi faktor utama terjadinya koreksi pada perdagangan kemarin.
"Secara teknikal, dengan indikator Stochastic yang menunjukkan pullback dan MACD yang cenderung sideways, diperkirakan IHSG konsolidatif pada rentang 7050–7180,” ujar Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim dalam riset hariannya, Rabu (21/5/2025).
Dari sisi eksternal, pelaku pasar turut mencermati perkembangan di Amerika Serikat, khususnya terkait proses pemungutan suara DPR AS atas RUU pajak yang diajukan oleh Presiden Donald Trump.
Penolakan dari anggota Partai Republik terhadap pembatasan pengurangan pajak dalam RUU tersebut meningkatkan ketidakpastian, dan berpotensi menggagalkan target pengesahan sebelum libur panjang akhir pekan mendatang.
Baca Juga: IHSG Berakhir Terkoreksi, Tapi Masih di Level 7.000
Dari kawasan Eropa, perhatian pasar tertuju pada rilis data inflasi Inggris untuk bulan April 2025 yang diperkirakan naik ke level 3,3 persen YoY dari sebelumnya 2,6 persen YoY di bulan Maret. Kenaikan ini dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Bank of England ke depan.
Dari dalam negeri, fokus utama tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan pada Rabu (21/5).
Konsensus memperkirakan BI akan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen dari sebelumnya 5,75 persen pada April 2025. Suku bunga deposit facility juga diproyeksikan turun menjadi 4,75 persen dari 5,0 persen, dan lending facility ke 6,25 persen dari 6,5 persen.
"Penurunan BI rate ini diprediksi sejalan dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ditengah penguatan nilai tukar rupiah dan laju inflasi yang terkendali," kata Ratna.
Sementara itu, Wall Street ditutup melemah pada perdagangan 20 Mei, dipicu koreksi di sektor teknologi. Di sisi lain, indeks-indeks di Eropa berhasil mencatatkan penguatan mengikuti tren positif dari bursa Asia, yang dipicu oleh langkah pemangkasan suku bunga bank sentral China dan Australia.
Langkah China tersebut menandakan komitmen otoritasnya dalam memberi stimulus moneter demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketegangan dagang kembali meningkat setelah Chinamemperingatkan bahwa pengawasan ketat Amerika Serikat terhadap ekspor chip dapat membahayakan kesepakatan dagang sementara yang telah dicapai sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna