Suara.com - Harga emas mengalami penurunan pada perdagangan kemarin. Bahkan sepanjang pekan ini, harga sang logam mulia ini pun berangsur melemah. Lantas seperti apa prediksi harga emas pekan depan?
Menurut laporan, harga emas dunia di pasar spot berada di angka US$ 3.203,79/troy ons pada Jumat (16/5/2025). Harga ini anjlok sebesar 1,03% dibandingkan hari sebelumnya.
Diketahui sepanjang minggu ini, harga emas terkikis 3,62% secara point-to-point. Hal ini kemudian menjadi koreksi mingguan mendalam selama 6 bulan terakhir.
Meskipun demikian, di hari yang sama harga emas dunia juga menunjukkan penguatannya ke kisaran USD 3.251, kemudian terkoreksi ke level USD 3.168.
Koreksi ini terjadi usai adanya taking profit oleh investor, melihat kenaikan harga membuat harga emas dunia melampaui USD 3.000.
Akan tetapi, pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi meninjau jika harga emas dunia masih akan naik hingga kembali ke level USD 3.251 pada pekan depan.
Hal tersebut juga didukung oleh penantian keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed), dan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral Tiongkok (PBOC).
Harga Emas Naik 1% Dibantu Pelemahan Dollar dan Putin
Harga emas dunia kembali mendapatkan kekuatan dengan naik lebih dari 1% pada perdagangan di hari Kamis waktu Amerika Serikat.
Kenaikan harga emas tersebut dipicu oleh pelemahan dolar AS dan data ekonomi yang menunjukkan tidak sesuai ekspektasi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram
Sementara itu, kegagalan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri diskusi damai dengan Ukrainan mendorong beberapa pembelian aset safe haven.
Sehingga hal ini turut membantu kebangkitan harga emas pada perdagangan hari Kamis.
Dilaporkan, harga emas di pasar spot ditutup naik 1,2% menjadi 3.226,6 per ons usai mencapai level terendah lebih dari satu bulan di awal sesi.
Harga emas berjangka AS ini kemudian naik hampir 1% menjadi USD 3.218,70 per ons.
Pergerakan harga emas juga masih akan dipengaruhi oleh sentimen geopolitik seperti potensi kesepakatan dagang antara AS-China serta isu nuklir AS-Iran.
Oleh karenanya, hal itu membuat logam mulia seperti emas menjadi salah satu pilihan perlindungan yang efektif dan aman dalam jangka waktu panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah